Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tugas Kita untuk Meredam Penyalahgunaan Medsos

18 Oktober 2020   08:45 Diperbarui: 18 Oktober 2020   08:53 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beraktifitas di media sosial memang menjadi tempat yang menyenangkan di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Media sosial yang awalnya memudahkan dalam mencari teman, makin lama banyak menawarkan hal baru. 

Untuk mendapatkan informasi yang resmi atau tidak bisa didapatkan disini. Untuk bisa menyampaikan aspirasi, argumentasi dan ekspresi sesuka kita, juga bisa dilakukan di sini. 

Untuk bisa melakukan aktifitas jual beli, juga bisa dilakukan di media sosial. Tak heran jika pengguna media sosial pun, tidak hanya kalangan muda atau milenial, tapi kelompok tua juga ada. Bahkan instansi seperti perusahaan hingga pemerintahan pun, juga mulai ramai menggunakan media sosial.

Berbagai macam kelebihan media sosial itulah yang membuat media sosial menjadi media alternative, selain media mainstream. Namun informasi yang beredar di media sosial, tentu masih dipertanyakan tingkat validitasnya. 

Informasi yang berkembang bisa bersifat opini, 'katanya' alias belum tentu kebenarannya. Sedangkan media mainstream, harus valid dan sesuai dengan fakta. 

Di media mainstream juga diatur dengan etika, tidak boleh sembarangan. Makanya ada kode etik jurnalistik. Sedangkan di media sosial, sejauh ini tidak ada aturan yang harus mengaturnya.

Untuk itulah, perlu filter dari kita semua untuk bisa mencerna setiap informasi. Perlu ada upaya untuk terus menyebarkan informasi yang menyejukkan dan inspiratif. 

Hanya kita yang bisa melakukan filter. Untuk bisa melakukan filter, perlu meningkatkan literasi, agar bisa memilah mana informasi yang benar mana yang tidak. 

Literasi disini adalah merupakan upaya untuk memastikan apakah infomarsi tersebut valid atau tidak. Cek ricek ke media mainstream dan orang yang kompeten, perlu dilakukan.

Menjadi tugas kita semua, untuk meredam maraknya provokasi, hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Keterbukaan informasi jangan dimaknai sharing tanpa melakukan saring terlebih dulu. 

Kita harus bisa memilah, mana informasi yang tepat untuk di share, mana yang hanya untuk konsumsi pribadi. Sebagai pengguna medsos, kita harus menanamkan pada diri sendiri untuk tetap mengedepankan rasa saling menghormati, menghargai dan tidak mendiskriminasikan dalam setiap tulisan atau unggahan yang kita publish. 

Jangan ada bullying, fitnah, menghina ataupun menebar kebencian. Ingat, meski kaidah dalam bermedia sosial banyak diserahkan ke personal, ada aturan hukum yang bisa menindak bagi para pelanggar melalui UU ITE.

Media sosial pada dasarnya merupakan alat untuk menghubungkan para pihak. Media sosial ibarat menjadi sarana silaturahmi virtual. Ketika kita saling silaturahmi, saling berkomunikasi dan berinteraksi, tentu tidak boleh sesuka hatinya.

Sebagai masyarakt yang kaya akan kearifan lokal, kita tidak bisa semena-mena dalam berucap dan berperilaku dalam kehidupan nyata ataupun maya.

Mari kita bangun perdamaian melalui media sosial. Mari kita bangun semangat kebersamaan dan kebangsaan, juga melalui media sosial. Mari saling memberikan inspirasi dan mencerdaskan melalui media sosial.

Ya, media sosial pada dasarnya bisa memberikan segudang manfaat, jika peruntutkannya pun untuk hal-hal yang positif. Jika kita gunakan untuk positif, maka hasilnya pun juga akan positif. Begitu juga sebaliknya. Semoga bisa jadi renungan bersama. Salam literasi dan toleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun