Mohon tunggu...
Ahmad Muttaqillah
Ahmad Muttaqillah Mohon Tunggu... Dosen - Berjuanglah menuju persatuan dan kesatuan

Praktisi Pendidikan MP UIN Jakarta Dosen Luar Biasa UMJ/UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bila Pemimpin Menyayangi Rakyatnya

15 Oktober 2020   22:50 Diperbarui: 16 Oktober 2020   10:12 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak melulu pencitraan

Pencitraan dianggap penting dalam meraih kekuasaan dalam suatu negara. Bagi negara yang berpendidikan rendah, maka pencitraan dianggap penting. Karena pencitraan adalah setingan, maka masyarakat awam tidak mengerti, tampak bagi mereka itu seolah-olah sebuah kenyataan.

Logikanya adalah bila ingin meraih kemenangan, maka tingkatkanlah pencitraan seintensif mungkin. Jangan didik masyarakat menjadi pandai karena pencitraan tidak akan laku. Buat mereka kacau dan bertikai, hancurkan ekonomi rakyat, dengan demikian pencitraan menjadi laku. Itu suatu logika.

Bila pencitraan dianggap sangat penting oleh calon pemimpin dan tim sukses, tentu akan merusak negeri ini. Mereka bak aktris yang ingin disukai banyak orang, namun mengabaikan aspek moral dan tanggung jawab sebagai manusia. Janji-janji dan kesenangan tanpa batas terlontar dari mulut calon sang pemimpin. Sungguh sebuah kejahatan yang terselubung dibalik suatu pencitraan. Jadi sesungguhnya pencitraan adalah penipuan belaka.

Apabila pencitraan sebagai ajang meraih kemenagan, maka jangan harap negeri ini memperoleh kemajuan. Pencitraan dapat dijunjung tinggi bagi kaum pemuja setan. Intinya bahwa pencitraan ada merusak idelisme berbangsa dan negara.

Pencitraan yang terus-menerus adalah sejatinya pembohongan dan pembodohan. Sebab pencitraan itu tidak akan mengubah dunia menjadi lebih baik, bahkan lebih buruk. Maka dalam agama pencitraan itu disebut ria. Tanda ria menurut Ali bin Abi Thalib, “Malas ketika sendiri, rajin dihadapan orang, semangat bila dipuji, sSedih bila dicela.” Tentu pemimpin harapan rakyat bukan yang demikian.

Lawan dalam pencitraan adalah keikhlasan. Keikhlasan melahirkan pencerdasa. Pencerdasan artinya membangun manusia lewat pendidikan. Pendidikanlah  yang mampu mengubah dunia lebih baik. Nelson Mandela pernah berkata, “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan Anda dapat mengubah dunia.”

 

Menjadi contoh teladan

Pesan-pesan moral kepada anak bangsa dari sang pemimpin. Kata-kata hikmah sering keluar dari mulutnya. Keikhlasan dalam amal dan perbuatannya. Membuka dialog dengan rakyat dengan berbagai tingkat pengetahuan, sehingga tahu apa yang menjadi keinginan rakyat saat ini, dan strategi apa yang terbaik untuk mewujudkannya sehigga tiada anrkisme masyarakat dan tiada kebengisan aparat.

Cacian dan hinaan yang datang kepada sang pemimpin adalah nasihat yang harus dipetik hikmahnya. Ada apa dibalik cacian, hinaan dan makian. Sang pemimpin yang teladan adalah tidak akan mengumbar sumpah serapah. Ia akan berdiri kokoh pada kebenaran dan mencari yang terbaik. Ia akan menganggap hinaan, cacian adalah sebuah pujian. Habibi pernah berkata, “Ketika seseorang menghina kamu itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka banyak menghabiskan waktu untuk memikirkankamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka.”

joma-5f886e588ede481d917c1be2.jpg
joma-5f886e588ede481d917c1be2.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun