Mohon tunggu...
Ahmad Mursyidi
Ahmad Mursyidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur, Khodimul Al Qur'an Metode Tilawati

Berusaha untuk lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian di Ujung Senja

21 November 2020   09:19 Diperbarui: 21 November 2020   09:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Andai gue kalah, kami gak akan ganggu kalian tapi andai gue yang menang, kalian harus bayar upeti, hahaha." kata Andi sambil ketawa diiringi tawa anak buahnya semua.

Majulah santri yang tadi lolos dari kejaran anak buah Andi. Terjadilah duel seru yang berimbang tetapi beberapa menit kemudian santri tersebut dapat dikalahkan Andi.

"Hahaha ayo siapa lagi yang berani maju biar gue tendang pantatnya." Kata Andi.

Majulah satu persatu jagoan silat Ponpes tersebut tetapi Andi bukan tandingan mereka, satu persatu dapat dikalahkan Andi.

Para santri tampak gelisah, maka majulah salah seorang guru tetapi di halangi oleh Aldi.

Melihat Aldi maju terkejutlah Andi. Ia mengenali Aldi sang Juara Silat Pekan Olahraga Pelajar tingkat Nasional. 

Terjadilah jual beli serangan antara Aldi versus Andi. Aldi kena tendangan di perut ia terpental beberapa meter dari Andi. Semua santri terutama santriwati terperangah dan menyemangati Andi.

"Huh segitu aja kah kemampuan loe yang katanya juara Popda?" Kata Andi mengejek.

Aldi bangkit dan mulai mengatur nafasnya. Terjadilah duel hebat yang silih berganti kena pukulan. Pada satu kesempatan Aldi melancarkan serangan loncatan tendangan berputar dan mengenai pipi Andi di lanjutkan tendangan samping tepat mengenai dada Andi sehingga terpental beberapa meter dan terbaring tidak bisa lagi bangun. 

Dibangkit oleh anak buahnya seraya mereka menunjuk-nunjuk dengan telunjuk kepada para santri sambil berkata

"Awas kalian, kami akan datang lagi untuk membalas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun