Mohon tunggu...
Ahmad Mursyidi
Ahmad Mursyidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur, Khodimul Al Qur'an Metode Tilawati

Berusaha untuk lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian di Ujung Senja

21 November 2020   09:19 Diperbarui: 21 November 2020   09:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua hari sudah Aldi tak turun sekolah. Padahal sekolah baru berjalan seminggu. Putri sang pujaan hati sebenarnya menaruh hati kepada Aldi sejak pandangan pertama beberapa tahun lalu ketika mereka duduk di bangku SMP. Tetapi baginya seorang cewek tak pantas mengutarakan isi hatinya kepada lelaki manapun termasuk Aldi.

Kebetulan Aldi satu kelas dengan Putri. Dua hari Putri tak melihat Aldi di kelas. Membuat ia penasaran, sehingga setelah pulang sekolah ia memutuskan ingin menjenguk Aldi di kediamannya.

Di tengah jalan ia melihat sosok seseorang yang selama ini dikaguminya, Aldi sedang berkerja jadi kuli bangunan.

Saat Putri keluar dari mobilnya, Aldi melihat langsung berlari ke arah belakang bangunan itu dan tak dapat dikejar oleh Putri. Lalu Putri memutuskan mendatangi rumah kontrakan Aldi tetapi kata pak kontrakan ia sudah 2 hari pindah dari kontrakan itu dan tak tahu entah pindah ke mana.

Ternyata Aldi berhenti sekolah di SMA favorit tersebut dan ia berkerja jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Suatu hari Aldi melintas di suatu tempat yang sejuk di pinggiran kota. Ia melihat orang-orang lalu lalang memakai peci dan sarung sambil memangku kitab di dada menuju ke sebuah gedung yang besar seperti sebuah sekolahan. Itulah Pondok Pesantren Diniyah terkenal yang ada di kotanya melahirkan ribuan ulama terkenal di seantero negeri.

Pemandangan itu menggetarkan hatinya dan membuat ia penasaran, apa dan seperti apa pembelajarannya? Meskipun Aldi waktu kecil pernah masuk TK Al Quran dan memakai sarung dan peci ke Masjid tetapi hanya untuk sholat bukan belajar membawa kitab.

Suatu hari Aldi menyelinap masuk ketika pintu pagar masih terbuka dan penjaganya lengah. Di dalam Ponpes Aldi mengintip ke setiap ruangan kelas. Ia melihat para santri dengan khusuk mendengarkan dan mendhobit apa yang di baca Ustadznya. Sesekali Ustadznya menulis ke papan tulis dengan tulisan Arab mengi'rab pelajaran Nahwu. Lalu Aldi berjalan lagi merunduk ke kelas sebelahnya dan mendengar para santri mentashrif pelajaran sharaf dengan irama indah. 

Ada ketertarikan di hatinya untuk ikut mempelajarinya tetapi hati kecilnya berkata bagaimana bisa ikut belajar, ia tak punya ongkos. Untuk kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan. Apalagi ketika ia mendengar ustadznya menerangkan hadist keutamaan dan wajibnya menuntut ilmu agama. Hatinya semakin berkecamuk ingin ikut belajar.

"Thalibul ilmi faridhatun 'ala kulli muslimin wal muslimat." artinya "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan."

"Wainnal malaaikata latadha'u ajnihatahaa ridhaan lithaalibil 'ilmi." artinya "Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu." (HR. Abu Daud, no. 3641; Ibnu Majah, no. 223. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun