Mohon tunggu...
Ahmad Husen
Ahmad Husen Mohon Tunggu... PENGGAGAS TRILOGI CAHAYA: Lentera Jiwa | Pelita Negeri | Cahaya Semesta

Penulis Trilogi Cahaya: Lentera Jiwa, Pelita Negeri, dan Cahaya Semesta. Menulis untuk menyalakan hati, membangun negeri, dan merajut harmoni semesta. Berbagi kisah, refleksi, dan gagasan yang menuntun jiwa menuju kedamaian yang tak tergoyahkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

TRILOGI CAHAYA: Cahaya yang Menuntun di Malam Tersunyi

24 Agustus 2025   08:07 Diperbarui: 24 Agustus 2025   08:07 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah Praktis Menyambut Cahaya Malam Tersunyi

Agar malam tersunyi tidak hanya menjadi ruang kegelisahan, tetapi benar-benar menjadi jalan bertemu cahaya, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan:

1. Matikan layar setengah jam sebelum tidur. Biarkan pikiran tenang tanpa distraksi.

2. Ambil wudhu sebelum tidur, rasakan kesegaran sebagai simbol pembersihan jiwa.

3. Luangkan 5–10 menit hening untuk berzikir atau membaca doa pendek sebelum berbaring.

4. Bangun sedikit lebih awal untuk shalat tahajjud, meski hanya dua rakaat.

5. Tulis jurnal refleksi setelah doa malam, sekadar mencatat rasa syukur atau harapan sederhana.

Langkah-langkah kecil ini, bila dilakukan dengan konsisten, bisa membuka pintu cahaya yang menuntun.

Penutup: Menjadi Cahaya di Gelap Dunia

Saudaraku, malam tersunyi bukanlah kutukan. Ia adalah anugerah. Ia adalah ruang di mana kita akhirnya bisa mendengar suara jiwa, menemukan cahaya fitrah, dan kembali kepada Sang Cahaya di atas segala cahaya.

Maka janganlah takut pada malam tersunyi. Sambutlah ia dengan doa, dengan zikir, dengan keberanian menatap batin sendiri. Biarkan cahaya itu menuntunmu. Sebab siapa pun yang berjalan mengikuti cahaya di malam tersunyi, pada akhirnya akan sampai pada fajar yang penuh kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun