Mohon tunggu...
Ahmad Husen
Ahmad Husen Mohon Tunggu... PENGGAGAS TRILOGI CAHAYA: Lentera Jiwa | Pelita Negeri | Cahaya Semesta

Penulis Trilogi Cahaya: Lentera Jiwa, Pelita Negeri, dan Cahaya Semesta. Menulis untuk menyalakan hati, membangun negeri, dan merajut harmoni semesta. Berbagi kisah, refleksi, dan gagasan yang menuntun jiwa menuju kedamaian yang tak tergoyahkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Trilogi Cahaya: Menyalakan Pelita di Tengah Badai

12 Agustus 2025   19:30 Diperbarui: 14 Agustus 2025   12:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trilogi Cahaya 3 By Ahmad Husen - Kompasiana

Di tengah badai yang mengguncang jiwa, selalu ada pelita kecil yang bisa dinyalakan. Pertanyaannya: maukah kita menjaganya tetap menyala?

Pernahkah Anda merasa dunia seakan runtuh di hadapan mata, tapi di sudut hati yang paling gelap, ada cahaya kecil yang enggan padam? Badai memang menguji, tapi pelita itu—sekecil apapun—selalu menunggu untuk kita nyalakan.

Hidup tidak selalu berjalan di bawah langit biru. Ada masa ketika awan hitam menggulung, petir menyambar, dan hujan deras tak memberi jeda. Kita berjalan tertatih, bertanya-tanya apakah langkah berikutnya masih mungkin diambil. Dalam momen-momen seperti inilah, Trilogi Cahaya menemukan bab ketiganya: Menyalakan Pelita di Tengah Badai.

Badai yang Tak Diundang

Badai dalam hidup bisa datang dari mana saja: kehilangan orang yang kita cintai, runtuhnya impian yang telah lama kita bangun, atau bahkan pertarungan batin yang tak pernah kita ceritakan pada siapapun. Badai tidak meminta izin, ia datang dan memporak-porandakan.

Namun badai juga membawa sebuah pilihan: menyerah pada gelap, atau mencari secercah cahaya yang tersisa.

Pelita: Simbol Harapan yang Membumi

Dalam tradisi Nusantara, pelita sering dinyalakan di beranda rumah atau di jalan setapak saat malam pekat. Ia memberi tanda bahwa ada arah, ada tujuan, dan ada kehidupan. Pelita bukan hanya simbol penerangan, tapi juga doa tanpa kata—sebuah keyakinan bahwa meski gelap, terang akan kembali.

Badai dalam hidup bisa membuat kita kehilangan orientasi. Namun pelita di hati—keyakinan kecil bahwa kita masih bisa bertahan—bisa menjadi penuntun.

Menyalakan Pelita dari Dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun