Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hujan Ditolak, Dukun Bertindak

26 Maret 2022   10:01 Diperbarui: 26 Maret 2022   10:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada hal menarik dari ajang balap MotoGP yang digelar untuk pertama kalinya di sirkuit Mandalika Lombok, NTB. Apalagi kalau bukan sosok kontroversial si pawang hujan. Sempat jadi trending topic di medsos, unggahan video aksinya di akun twitter resmi MotoGP sudah ditonton lebih dari tiga juta kali seminggu setelah race digelar.

Saya tidak ingin terlibat dalam pro kontra apakah pawang hujan benar-benar bisa memodifikasi cuaca atau tidak karena setiap orang bebas berpendapat. Begitu pula tentang halal haramnya aksi pawang hujan karena ada pihak yang lebih berkompeten dalam menilai hal tersebut.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah aksi mistik dan klenik itu memang sengaja dibiarkan untuk menjadi konsumsi publik ataukah tidak sengaja. Kalaulah disengaja, untuk apa aksi tersebut dipertontonkan ke khalayak ramai. Sebaliknya, kalaulah tidak disengaja, alangkah cerobohnya pihak penyelenggara acara sebesar itu bisa kecolongan oleh aksi si pawang. Namun hal ini jelas tidak mungkin.

Si pawang sendiri mengakui ia orang kepercayaan Menteri BUMN untuk melakukan tugasnya. Berbagai event kepresidenan dan kenegaraan pernah diikutinya. Dengan otoritas dan kapasitas yang dimilikinya, wajar-wajar saja ia tampil berani di Mandalika. Bisa saja baginya melakukan ritual itu sembunyi-sembunyi jika itu yang dikehendaki oleh panitia. Namun, yang terjadi malah sebaliknya.

Jika aksi tersebut sengaja dipertontonkan secara terang-terangan di depan publik bahkan dalam sebuah event internasional, terus apa guna dan manfaatnya. Bukankah selama ini aktivitas pawang hujan biasanya hanya di balik layar alias tertutup. Lantas kenapa sosok pawang kali ini begitu istimewa sehingga diberikan red carpet berikut panggungnya dan bebas beratraksi.

Kalau alasannya kearifan lokal, apakah tidak ada budaya dan tradisi lain yang lebih pantas dan layak diangkat dari bangsa kita yang kaya dengan ragam seni dan budaya. Disadari atau tidak, aksi blak-blakan sang pawang sebenarnya jadi blunder bagi pemerintah sendiri. Aksi itu justru seakan menguak jati diri pemerintah yang sesungguhnya yang percaya dengan hal supranatural semacam itu.

Meski dipuji di akun twitter resmi MotoGP dengan menyebut si pawang hujan dengan jukukan "the master", sebaiknya jangan ge-er dulu. Hal itu sebetulnya lebih kepada etika dan tata krama dalam pergaulan atau relasi bisnis yang sudah seharusnya dilakukan.

Kebetulan di seri MotoGP kali ini ada momen spesial dan unik dimana sang pawang unjuk kebolehan di tengah lintasan sirkuit yang diguyur hujan deras. Sebagai suatu hiburan dan tontonan, ini tentulah menarik apalagi baru pertama kali terjadi dalam sepanjang sejarah balap MotoGP.

Tak heran jika kemudian MotoGP memberi apresiasi plus pujian kepada penyelenggara termasuk si pawang karena sudah bersusah payah berusaha demi terselenggaranya perhelatan bergengsi itu. Akan tetapi tanpa ritual magis pawang hujan sekalipun, MotoGP pasti akan tetap berterima kasih pada Indonesia sebagai tuan rumah yang telah menyukseskan event berdana 2,5 triliun rupiah dari APBN tersebut.

Tanpa aktivitas paranormal sekalipun, MotoGP sudah punya mekanisme sendiri jika race dihadapkan pada force major atau faktor alam. Hal itu bisa dilihat dari beberapa kejadian. MotoGP Inggris tahun 2018  dibatalkan karena hujan deras. Kualifikasi MotoGP Australia tahun 2019 juga batal karena cuaca buruk. MotoGP Austria tahun 1980 gagal karena salju tebal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun