"Seandainya saja Bi Imah masih bersamanya saat ini, mungkin ini dapat ku hindari". Hati kecil Tomi seakan bicara. Setidaknya dengan sifat keibuannya, Bi Imah suka menasihati, memberi saran dan masukan, memuji atau menegur Tomi dengan sepenuh hati. Namun perhatian seperti itu seakan hilang seiring perginya Bi Imah. Hal itu benar-benar mengguncang jiwa Tomi yang rapuh. Kini ia hanya bisa pasrah pada takdir yang akan menghampirinya.
(bersambung)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!