Mohon tunggu...
Intelektual Muda Garut
Intelektual Muda Garut Mohon Tunggu... Jurnalis

Tim Penyiaran Formil MG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghidupkan Kembali Eskalasi Gerak dan Militansi Organisasi di Era PMII Baru yang Bermartabat

9 Juni 2025   19:29 Diperbarui: 9 Juni 2025   19:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghidupkan Kembali Eskalasi Gerak dan Militansi Organisasi di Era PMII Baru yang Bermartabat

Oleh: (Fajar Hamzah)


Perkembangan zaman yang serba cepat menuntut organisasi kemahasiswaan untuk tidak hanya bergerak, tetapi juga mampu mempertahankan militansi dan konsistensi perjuangan. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia, tengah menghadapi tantangan besar berupa menurunnya semangat juang dan kualitas gerakan. Tema "Menghidupkan kembali eskalasi gerak dan militansi organisasi di era PMII baru yang bermartabat" menjadi refleksi sekaligus panggilan moral bagi kader dan pengurus untuk bangkit dan membangun kembali marwah perjuangan.

Eskalasi gerak dalam konteks organisasi bukan hanya soal frekuensi aksi demonstrasi atau jumlah kegiatan yang dilakukan. Lebih dari itu, ia merupakan upaya meningkatkan kualitas gerakan yang berdampak nyata, strategis, dan berkesinambungan. Dalam PMII, eskalasi gerak harus dimaknai sebagai peningkatan kapasitas kader untuk berpikir kritis, bergerak terarah, serta mampu merespons berbagai persoalan masyarakat dengan perspektif keislaman dan keindonesiaan.

Sementara itu, militansi organisasi adalah ruh dari pergerakan itu sendiri. Militansi bukanlah semata-mata keberanian berkonfrontasi, melainkan kesetiaan terhadap nilai, semangat juang yang tinggi, serta keteguhan dalam memperjuangkan idealisme. Militansi kader PMII harus didasarkan pada integritas, spiritualitas, dan etika perjuangan. Militansi yang bermartabat berarti tidak mudah goyah oleh tekanan politik, materi, atau kepentingan sesaat.

Namun, kita tidak bisa menutup mata bahwa PMII hari ini dihadapkan pada berbagai tantangan. Era digital telah membawa perubahan besar dalam pola komunikasi dan interaksi sosial kader. Di sisi lain, pragmatisme politik dan lemahnya proses kaderisasi menyebabkan hilangnya militansi dan arah gerakan. Banyak kader yang lebih tertarik pada pencitraan media sosial daripada membangun kapasitas intelektual dan moral.

Oleh karena itu, konsep "PMII baru yang bermartabat" menjadi penting untuk diangkat. PMII baru bukan berarti meninggalkan akar sejarahnya, melainkan melakukan transformasi nilai dan strategi gerakan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Bermartabat berarti menjunjung tinggi nilai-nilai etika, kejujuran, keberpihakan pada rakyat, serta menjaga independensi organisasi dari berbagai bentuk kooptasi.

Langkah strategis yang dapat dilakukan adalah dengan mereformulasi proses kaderisasi. PMII harus melahirkan kader yang tidak hanya paham struktural, tetapi juga memiliki kedalaman intelektual, keberpihakan sosial, dan ketajaman spiritual. Kaderisasi tidak boleh hanya berorientasi pada formalitas, tetapi harus menyentuh aspek ideologis dan praksis gerakan.

Selain itu, penguasaan teknologi dan media digital menjadi keniscayaan. Militansi tidak harus selalu ditunjukkan dengan turun ke jalan, tetapi juga melalui produksi wacana, narasi tanding, dan advokasi berbasis media. PMII harus hadir dalam ruang-ruang digital untuk mengimbangi narasi arus utama dan menjadi pelopor dalam perlawanan terhadap ketidakadilan sosial.

Gerakan PMII juga harus kembali ke basis komunitas. Artinya, kader PMII harus dekat dengan rakyat, memahami persoalan mereka, dan menjadi bagian dari solusi. Militansi yang lahir dari kedekatan dengan realitas sosial akan lebih murni dan kokoh. PMII tidak boleh terasing dari denyut nadi masyarakat yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun