Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... 👨‍🎓 Social Welfare Science 💼 Wiraswasta

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sayangnya, Waktu Memang Tak Punya Niat Berhenti Sedetikpun Untuk Menunggu

13 Oktober 2025   11:06 Diperbarui: 13 Oktober 2025   11:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Image : pexels.com/leo gilmant | Ilustrasi Berjalannya Waktu

Berjalan bersama waktu bermakna belajar berdamai dengan masa lalu yang tak akan bisa diubah, dengan masa kini yang kadang tak sempurna, dan dengan masa depan yang belum tentu sesuai harapan. Ia menuntut kita untuk lebih sadar dalam menjalani hari, bukan sekadar melewati waktu.

Waktu tidak akan pernah menunggu, tetapi ia selalu memberi ruang bagi kita yang mau bergerak. Ia memberi kesempatan baru untuk kita agar terus mencoba kembali setiap kesempatan di setiap hari berikutnya, memberi harapan dalam setiap pergantian momennya, dan memberi makna melalui setiap perubahannya.

Mungkin kita tidak bisa mengatur kapan sesuatu bisa dimulai atau berakhir. Namun kita bisa memilih cara terbaik untuk hadir di setiap momen. Karena pada akhirnya, waktu bukanlah lawan, melainkan sahabat yang diam-diam mendewasakan kita. Ia tidak menunggu, tapi selalu memberi tanda bahwa hidup terus berjalan dan tugas kita hanyalah melangkah, dengan hati yang penuh kesadaran, sebelum semuanya menjadi kenangan.

Kita sering takut kehilangan waktu, padahal yang lebih menakutkan adalah kehilangan kesadaran akan nilainya. Setiap detik yang berlalu bukan sekadar angka di jam dinding, melainkan saksi perjalanan yang tak bisa diulang. Maka berhentilah menunggu waktu yang "tepat", karena dalam setiap jalannya arus waktu, ada pertemuan, ada kebahagiaan, ada perpisahan, ada tawa, dan air mata yang semuanya bagian dari arus waktu yang sama.

Mungkin kita tak bisa menahan waktu agar berhenti, tapi kita bisa berhenti sejenak untuk menghargainya. Untuk tersenyum pada kenangan yang telah lewat, untuk memaafkan diri sendiri atas hal yang belum tercapai, dan untuk bersyukur atas apa yang masih kita miliki hari ini. Meskipun waktu akan terus berjalan, tapi dengan hati yang sadar dan lapang langkah kita tak lagi terasa tertinggal.

Waktu adalah guru yang tak berbicara, tapi selalu memberi pelajaran. Ia tidak memaksa siapa pun untuk belajar, namun perlahan menunjukkan konsekuensi dari setiap pilihan yang kita pilih.  Mungkin waktu memang tak punya niat menggurui, tapi ia selalu memberi ruang bagi kita yang ingin belajar memperbaiki diri.

Barangkali, waktu tidak pernah benar-benar meninggalkan kita. Ia hanya berubah bentuk menjadi sebuah kenangan, menjadi pelajaran, dan menjadi kekuatan untuk kita agar bisa melangkah lebih baik lagi kedepannya. Sebab waktu bukan musuh, melainkan ia adalah guru yang paling sabar. Ia tidak menghakimi, melainkan hanya mengingatkan bahwa setiap hal yang datang pasti akan pergi, dan setiap yang pergi selalu meninggalkan arti.

Jika hari ini kita merasakan waktu terasa cepat berlalu, mungkin karena kita lupa memeluk momen yang sedang terjadi. Sebab pada akhirnya, yang abadi bukanlah waktu itu sendiri, melainkan makna yang kita sisipkan di dalamnya.

Jangan biarkan detik yang berlalu hanya menjadi sebuah angka semata, maka jadikan setiap detik itu bukti bahwa kita telah hidup sepenuhnya dan bukan hanya sekadar menunggu waktu berlalu. Sebab pada akhirnya, bukan banyaknya waktu yang kita punya untuk membuat hidup kita terasa berarti, melainkan bagaimana kita menggunakannya untuk hal-hal yang benar-benar bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun