Mohon tunggu...
Ahmaddian Rhassid Nurrozan
Ahmaddian Rhassid Nurrozan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Ahmaddian Rhassid Nurrozan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta: Garda Depan Bela Negara dan Pengerak Peradaban di Era Post-Truth

17 September 2025   19:29 Diperbarui: 17 September 2025   19:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Taruf Unisa Yogya Sumber: dokumen pribadi
Masa Taruf Unisa Yogya Sumber: dokumen pribadi

Era Post-Truth dan Tantangan Kebangsaan
Saat ini kita hidup dalam sebuah era yang disebut post-truth, yaitu kondisi ketika opini subjektif dan emosi lebih berpengaruh dibandingkan fakta objektif. Fenomena ini memunculkan maraknya hoaks dan disinformasi yang menyebar sangat cepat melalui ruang digital, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dan perpecahan di tengah masyarakat.

Data dari Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI, 2024) mencatat bahwa sekitar 39% mahasiswa terpapar paham radikal. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kalangan mahasiswa, yang seharusnya menjadi pilar penguat bangsa, juga rentan terhadap infiltrasi ideologi yang dapat mengancam persatuan nasional. Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan sekaligus komitmen untuk menjaga integritas bangsa melalui peningkatan literasi dan kesadaran kebangsaan.

Mahasiswa sebagai Agen Perubahan

Mahasiswa memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa. Fungsi tersebut dapat dilihat melalui empat dimensi utama:
1. Agent of Change: Penggerak perubahan menuju arah yang lebih baik.
2. Iron Stock: Penjadi cadangan sumber daya manusia berkualitas untuk masa depan bangsa.
3. Moral Force: Penjaga nilai-nilai luhur Pancasila dan etika kebangsaan.
4. Social Control: Pengawas jalannya pemerintahan dan kebijakan publik.

Dengan peran tersebut, mahasiswa bukan sekadar berstatus sebagai "peserta pendidikan tinggi", melainkan sebagai aset bangsa yang harus berkontribusi secara nyata dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Strategi Bela Negara bagi Mahasiswa

Bela negara pada era kontemporer tidak selalu identik dengan penggunaan senjata, melainkan dapat diwujudkan melalui berbagai langkah konkret yang relevan dengan kondisi kekinian, antara lain:

  • Penguatan Literasi Digital: Melakukan verifikasi informasi, menghindari penyebaran hoaks, menggunakan platform fact-checking, serta mengedukasi masyarakat melalui media sosial.
  • Pendidikan Kewarganegaraan: Menginternalisasi nilai Pancasila, mengikuti program pelatihan bela negara, dan aktif dalam seminar kebangsaan.
  • Kegiatan Sosial dan Budaya: Berpartisipasi dalam festival budaya, kegiatan bakti sosial, serta melestarikan tradisi lokal sebagai bentuk penguatan identitas nasional.

Pilar Utama Bela Negara: Integritas, Persatuan, dan Kedaulatan

Tiga prinsip fundamental yang perlu dijaga mahasiswa dalam mengimplementasikan bela negara adalah:

1. Integritas: kejujuran, konsistensi, dan transparansi dalam menyikapi serta menyebarkan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun