Mohon tunggu...
Ahmad Yusuf
Ahmad Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis

Kuli tinta Mediaqu.id Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @Borneomucil,@Ahmad Yusuf FB Ahmad Yusuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Imlek di Indonesia, Perjalanan Panjang dari Pembatasan Hingga Perayaan Kebhinekaan

29 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 29 Januari 2025   16:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Foto Ilutasi

 TAHUN Baru Imlek, atau yang dikenal sebagai Imlek, adalah salah satu perayaan terpenting dalam budaya Tionghoa. Di Indonesia, perayaan ini memiliki sejarah panjang yang penuh dinamika, mencerminkan perubahan sosial, politik, dan budaya di tanah air. Dari masa kolonial, pembatasan di era Orde Baru, hingga kebangkitan kembali di era Reformasi, Imlek telah menjadi simbol toleransi dan keberagaman di Indonesia.

 Awal Masuknya Budaya Tionghoa dan Perayaan Imlek

Orang Tionghoa telah hadir di Nusantara sejak abad ke-5 Masehi, terutama sebagai pedagang. Mereka membawa serta budaya, tradisi, dan kepercayaan mereka, termasuk perayaan Tahun Baru Imlek. Imlek, yang didasarkan pada kalender lunar, menandai awal tahun baru dalam tradisi Tionghoa dan dirayakan dengan penuh sukacita melalui berbagai ritual, sembahyang, dan pertemuan keluarga.

Pada masa kolonial Belanda, komunitas Tionghoa semakin berkembang. Mereka membentuk pemukiman dan menjalankan tradisi mereka, termasuk perayaan Imlek. Saat itu, Imlek menjadi momen penting untuk berkumpul dengan keluarga, bersembahyang, dan merayakan keberkahan.

 Masa Orde Baru: Pembatasan Perayaan Imlek

Namun, situasi berubah drastis pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto (1966-1998). Pemerintah menerapkan kebijakan asimilasi yang bertujuan mengurangi pengaruh budaya Tionghoa di Indonesia. Melalui Instruksi Presiden No. 14/1967, perayaan Imlek dilarang dirayakan secara terbuka. Penggunaan bahasa Mandarin, aksara Tionghoa, dan kegiatan budaya Tionghoa lainnya juga dibatasi.

Selama lebih dari tiga dekade, etnis Tionghoa di Indonesia harus merayakan Imlek secara tertutup dan tidak mencolok. Imlek tidak lagi diakui sebagai hari libur nasional, dan kebudayaan Tionghoa seolah-olah dipinggirkan dari kehidupan publik.

Setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, Indonesia memasuki era Reformasi yang membawa angin perubahan. Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memainkan peran penting dalam mengembalikan hak-hak budaya etnis Tionghoa. Pada tahun 2000, Gus Dur mencabut Inpres No. 14/1967 dan mengizinkan perayaan Imlek secara terbuka. Ia juga menetapkan Imlek sebagai hari libur fakultatif.

Langkah ini dilanjutkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, yang pada tahun 2002 menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden No. 19/2002. Keputusan ini menandai pengakuan resmi terhadap perayaan Imlek dan budaya Tionghoa di Indonesia.

 Imlek di Indonesia Saat Ini

Kini, Imlek dirayakan secara meriah di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota dengan populasi Tionghoa yang signifikan seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Singkawang. Perayaan ini meliputi berbagai kegiatan seperti pesta kembang api, barongsai, liong (tarian naga), dan pembagian angpao (amplop merah).

Imlek tidak hanya dirayakan oleh etnis Tionghoa, tetapi juga diikuti oleh masyarakat luas sebagai bagian dari keragaman budaya Indonesia. Pemerintah dan masyarakat semakin mengapresiasi kontribusi etnis Tionghoa dalam pembangunan bangsa. Perayaan Imlek menjadi simbol toleransi dan kebhinekaan, menunjukkan bagaimana budaya Tionghoa dapat hidup harmonis dengan budaya lokal dan nasional.

Sejarah Imlek di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang dari masa kolonial, pembatasan di era Orde Baru, hingga kebangkitan kembali di era Reformasi. Kini, Imlek tidak hanya menjadi milik etnis Tionghoa, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang dirayakan dengan penuh sukacita dan kebersamaan. Perayaan ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan sebagai kekuatan bangsa. Selamat Tahun Baru Imlek 2025! Gong Xi Fa Cai!

Ahmad Yusuf

Bangka Selatan, 27 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun