Islam Wasathiyah, atau Islam moderat, semakin menguat di Indonesia.Islam Wasatiyah adalah tafsir keagamaan dengan prinsip kesetaraan, adil, toleransi, dan menjunjung tinggi rasa kemanusiaan walaupun berbeda agama, suku, etnis maupun adat istiadat. Ini adalah respons terhadap tantangan global dan dinamika sosial yang kompleks. Konsep ini menekankan keseimbangan, toleransi, dan keadilan dalam beragama. Tujuannya adalah menjembatani perbedaan yang ada di masyarakat.Â
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin deras, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan dan kompleksitas. Di satu sisi, terdapat kelompok-kelompok yang berupaya memurnikan ajaran Islam dengan cara-cara yang kaku dan eksklusif, bahkan tak jarang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Di sisi lain, terdapat pula kelompok-kelompok yang cenderung liberal atau kebebasan dan permisif yang toleran, mengabaikan batasan-batasan agama demi mengikuti tren dan gaya hidup modern saat ini.
Dalam situasi yang demikian, Islam Wasathiyah hadir sebagai solusi alternatif yang menawarkan jalan tengah yang moderat dan inklusif. Islam Wasathiyah bukan sekadar konsep teologis, melainkan juga sebuah pendekatan komprehensif dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara kontekstual dan proporsional. Konsep ini mengajak umat Muslim untuk kembali kepada esensi ajaran Islam yang menekankan pada keseimbangan, keadilan, dan toleransi, serta menghindari segala bentuk ekstremisme dan berlebih-lebihan.
Islam Wasathiyah juga menekankan pada pentingnya dialog dan kerjasama antar umat beragama dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Dalam pandangan Islam Wasathiyah, perbedaan keyakinan dan pandangan merupakan rahmat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan untuk saling melengkapi dan memperkaya khazanah peradaban manusia. Dengan demikian, Islam Wasathiyah bukan hanya relevan bagi umat Muslim, tetapi juga bagi seluruh umat manusia yang mendambakan perdamaian dan kesejahteraan.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang konsep Islam Wasathiyah, prinsip-prinsipnya, implementasinya di Indonesia, serta tantangan dan harapan dalam mewujudkan Islam Wasathiyah sebagai landasan bagi terciptanya masyarakat Indonesia yang madani dan berkeadaban.
Islam wasathiyah (moderat), merupakan Islam khas Indonesia yang sudah teruji oleh sejarah, dan menjadi inspirasi muslim internasional. Islam dan muslim Indonesia tetap menemukan momentumnya sebagai agama yang mengedepankan sikap-sikap moderat, inklusif, humanis, toleran dan damai, Namun akhir-akhir ini, keunikan mulai bergeser. Sejumlah fakta tentang konflik dan kekerasan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dengan mengatasnamakan agama bahkan dengan dalih membela agama telah merusak kebhinekaan dan toleransi itu sendiri.Â
Â
Sejarah dan Latar Belakang. Konsep Islam Wasathiyah muncul karena sejarah panjang perkembangan Islam di Indonesia. Islam masuk melalui perdagangan dan interaksi budaya. Hal ini membuat Islam di Indonesia dipengaruhi oleh nilai-nilai lokal dan tradisi. Hasilnya adalah Islam yang inklusif atau terbuka dan akomodatif atau menyesuaikan. Ini berbeda dengan interpretasi Islam yang lebih eksklusif tidak menerima perbedaan dan radikal yang pemahaman nya keras.Â
Di era modern, Islam Wasathiyah menjadi penting karena munculnya gerakan Islam transnasional yang ekstrem dan intoleran. Tokoh agama dan intelektual Muslim di Indonesia berusaha merumuskan nilai-nilai Islam yang moderat dan relevan dengan konteks Indonesia. Dari sinilah lahir konsep Islam Wasathiyah.
Â
Islam Wasathiyah memiliki beberapa prinsip utama sebagai landasan berpikir dan bertindak seperti berikut:
-Tawassuth (Moderat): Bersikap tengah-tengah dan seimbang dalam hal. tidak ekstrim dalam beragama, tetapi juga tidak terlalu liberal.
-Tasamuh (Toleransi): Menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan. Menjalin hubungan baik dengan semua orang, tanpa memandang agama, suku, atau ras.
-Tawazun (Keseimbangan): Mencari keseimbangan antara dunia dan akhirat, individu dan masyarakat, serta hak dan kewajiban.
-I'tidal (Keadilan): Menegakkan keadilan dalam semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun politik.
-Syura (Musyawarah): Mengutamakan musyawarah dan dialog dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
-Islah (Reformasi): Berusaha melakukan perbaikan dan pembaruan secara berkelanjutan, sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
-Tahaddur (Peradaban): Berkontribusi dalam membangun peradaban yang maju dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
-Muwatanah (Nasionalisme): Menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air, serta berkontribusi dalam pembangunan negara.
Â
Penerapan ataupun Pelaksanaan Islam Wasathiyah dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Mulai dari pendidikan, dakwah, hingga kebijakan publik. Berikut beberapa contohnya:
Â
1. Pendidikan: Kurikulum pendidikan Islam menekankan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan kebangsaan. Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan mencintai tanah air.
2. Dakwah: Para dai dan ulama menyampaikan pesan Islam yang moderat dan inklusif. Mereka menghindari ceramah yang provokatif dan intoleran, serta menekankan persatuan dan kesatuan.
3. Kebijakan Publik: Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan Islam Wasathiyah. Misalnya, memberikan dukungan kepada organisasi Islam yang moderat dan mengadakan kegiatan yang mempromosikan toleransi dan kebangsaan.
Â
Meskipun Islam Wasathiyah semakin kuat, masih ada tantangan yang perlu diatasi seperti :
Â
1. Radikalisme: Munculnya gerakan Islam radikal yang menolak Islam Wasathiyah dan mencoba memaksakan ideologi mereka.
2. Intoleransi: Sikap intoleran terhadap kelompok minoritas masih ada.
3. Disinformasi: Penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian di media sosial dapat memecah belah persatuan.
Â
Namun, prospek Islam Wasathiyah di Indonesia tetap cerah. Dengan dukungan dari pemerintah, pendidikan wasathiyah juga merupakan pemahaman Islam moderat, dengan gagasan menentang kekerasan, membela orang terzalimi, fanatisme, ekstrimisme, menolak intimidasi, dan terorisme. tokoh agama, intelektual, dan masyarakat, Islam Wasathiyah dapat terus berkembang dan menjadi landasan bagi masyarakat Indonesia yang harmonis, toleran, dan berkeadilan.
Â
kesimpulan yang bisa di dapat dari Islam Wasathiyah yang sangat relevan bagi Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang beragam, dengan konsep ini menekankan keseimbangan, toleransi, dan keadilan. Tujuannya adalah menjembatani perbedaan yang ada. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip Islam Wasathiyah, Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia dalam mewujudkan Islam yang damai, inklusif atau terbuka, dan progresif mendukung perubahan dan kemajuan.
RefrensiÂ
.Pajarianto, H. (2023). Islam Wasathiyah. Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam, 22(1), 325-332.
.Amar, A. (2018). Nilai Islam Wasathiyah-Toleran dalam Kurikulum Madrasah Aliyah Program Keagamaan. Cendekia, 10(02), 196-212.
.Laisa, E. (2014). Islam dan radikalisme. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 1(1).
.Fitri, A. Z. (2016). Pendidikan Islam wasathiyah: Melawan arus pemikiran takfiri di Nusantara. Kuriositas, 45-54.
*AHMAD ALFAN BARIR. MAHASISWA EKONOMI SYARIAH, FEBI, UIN KHAS JEMBERÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI