Pada hari Ahad (12/10/2025) malam Senin ini, saya kembali menghadiri Babacaan atau Kuliah Maghrib di Langgar Al Kautsar, sebuah rumah ibadah yang begitu dekat di hati dan juga secara jarak---hanya sekitar tiga puluh meter dari rumah saya, cukup menyeberang jalan raya, dan tibalah di tempat penuh cahaya itu.Â
Pengisi kuliah malam ini adalah Ustadz Hairaji dari Kandangan. Dengan suara yang tenang namun berwibawa, beliau membawakan materi seputar amal ibadah shalat, inti dari seluruh amal yang akan kita bawa menghadap Allah kelak.Â
"Di akhirat nanti, amal pertama yang akan dihisab adalah shalat," ujar beliau dengan lembut. Pesan ini seketika mengetuk hati. Shalat, yang terkadang kita lakukan dengan terburu-buru, ternyata menjadi penentu baik-buruknya seluruh amal perbuatan manusia.Â
Selain membahas tentang pentingnya menjaga shalat, Ustadz Hairaji juga menguraikan makna empat tingkatan spiritual dalam Islam : Syariat, Tarikat, Hakikat, dan Makrifat.
Beliau menjelaskan bahwa Syariat adalah dasar hukum dan amal lahiriah ; Tarikat adalah jalan penyucian hati; Hakikat adalah pemahaman mendalam akan hakikat amal ; sedangkan Makrifat adalah pengenalan sejati terhadap Allah, yang menjadi puncak perjalanan ruhani seorang hamba.Â
Cuaca malam itu cerah. Langit di atas Angkinang Selatan tampak bersih tanpa mendung, menambah kesejukan suasana di dalam langgar.Â
Jamaah yang hadir cukup ramai, terdiri atas warga Jiran Langgar Al Kautsar, baik laki-laki maupun perempuan, yang datang dari sekitar RT 1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).Â
Mereka menyimak dengan khusyuk setiap nasihat dan penjelasan sang ustadz. Melihat semangat para jamaah, hati saya terasa hangat.Â
Di tengah derasnya arus zaman, kegiatan seperti ini menjadi tanda bahwa syiar Islam di kampung saya, Desa Angkinang Selatan terus hidup, berdenyut, dan lestari sepanjang waktu.Â
Semoga ilmu yang saya peroleh malam ini tidak hanya berhenti di catatan dan ingatan, tetapi benar-benar tertanam dalam amal dan laku kehidupan.Â