Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis

Penulis Skenario | TV Series, Film Layar Lebar | IP Development

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

The Conjuring: Last Rites Tetap Laris Meski Dikritik

10 September 2025   11:02 Diperbarui: 12 September 2025   16:56 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kritikus bilang ceritanya lemah. Tapi The Conjuring: Last Rites tetap laris manis di bioskop seluruh dunia.

Ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, brand power.

Nama The Conjuring sudah jadi jaminan horor laku. Penonton datang bukan karena penasaran dengan cerita baru, tapi karena sudah terikat dengan merek dagangnya.

Sama kayak orang beli iPhone generasi baru. Meski mirip, tetap dibeli karena trust dan prestige.

Hingga Februari 2024, waralaba The Conjuring Universe telah menghasilkan sekitar $2,25 miliar secara global. Ini menjadikannya waralaba horor dengan pendapatan tertinggi di dunia.

Kedua, emotional attachment ke Ed dan Lorraine. Mereka bukan sekadar karakter fiksi, tapi pasangan penyelidik paranormal yang benar-benar pernah ada.

Label based on a true story membuat ketakutan terasa lebih dekat. Seolah apa yang terjadi di layar bisa saja menghantui ruang tamu kita.

Chemistry hangat pasangan suami istri Warrens membuat kita peduli. Penonton tidak hanya menunggu kemunculan hantu, tapi juga berharap Patrick Wilson dan Vera Farmiga selamat menghadapi teror.

Ketiga, efek event movie. Film ini dipromosikan sebagai penutup saga.

Fans lama yang sudah mengikuti sejak 2013 jelas gak mau ketinggalan bab terakhir. Walau ceritanya kurang greget, banyak yang rela datang hanya untuk melihat bagaimana kisah Ed dan Lorraine ditutup.

Mirip dengan bagaimana penonton berbondong-bondong ke Avengers: Endgame. Meski kualitas ceritanya relatif, pengalaman kolektif menonton penutup saga adalah daya tarik utamanya.

Keempat, nostalgia dan fan service. Di dalam film ada banyak momen nostalgia.

Mulai dari kilas balik kasus lama, cameo, sampai footage arsip Warren asli. Ini jadi semacam ucapan perpisahan yang bikin fans merasa dihargai.

Yang membedakan Conjuring dengan film horor lainnya adalah selalu ada drama keluarga yang menyentuh. Ketakutan bercampur dengan rasa peduli.

Pada anak-anak yang gak bisa tidur, pada ibu yang berusaha melindungi keluarganya, pada pasangan yang harus saling menguatkan.

Di situlah film ini menemukan keseimbangan antara teriakan dan air mata. Ia bukan hanya menjual ketakutan, tetapi juga menghadirkan keintiman, kepercayaan, dan kisah yang membuat penonton percaya bahwa horor bisa lebih dari sekadar hiburan.

Dan kelima, kekuatan pasar global. Conjuring Universe sudah punya basis fans di Asia, Amerika Latin, dan Eropa.

Genre horor cenderung lintas budaya. Gak perlu banyak dialog atau humor spesifik.

Selama ada hantu, eksorsisme, doa, dan ritual, yang mempertegas konflik antara iman dan kejahatan, penonton global bisa relate.

Bagi banyak orang, ini bukan sekadar tontonan. Tapi juga pantulan dari kepercayaan mereka sendiri tentang dunia gaib.

The Conjuring: Last Rites laris bukan karena kekuatan ceritanya. Orang datang ke bioskop bukan untuk mencari cerita terbaik, melainkan untuk mengucapkan selamat tinggal pada salah satu waralaba horor paling berpengaruh dekade ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun