Mohon tunggu...
Ahmad zaenal abidin
Ahmad zaenal abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjahit kata

Seorang penyulam yang percaya bahwa jahitan kata bisa merubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Algoritma Cinta Anak STM

1 Oktober 2021   11:56 Diperbarui: 1 Oktober 2021   12:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dikejarnya perlahan tiga orang gadis berseragam SMU tadi, lalu menyamakan langkah seolah mereka saling mengenal, dan memegang tangan gadis berambut keriting tadi seraya berkata pelan, "Teteh maaf, dibelakang mau tawuran, tolong sebentar, ya." Tangan Aryo memegang tangan gadis berambut keriting dengan ragu.

Gadis berambut ikal itu nampak kaget, gestur tubuhnya nampak juga ragu, tak sepatah katapun keluar dari bibir nya yang tipis. Tangannya lalu memegang jari-jari Aryo seraya berjalan menuju toko buku.

"Nih pegang." Gadis berambut ikal itu menyodorkan minuman dalam gelas plastik ke tangan Aryo.

"Makasih, Teh." Aryo menjawab setengah kaget.

Puluhan anak STM tadi telah memenuhi halte, lalu beringsut ke arah parkiran Gramedia hingga beberapa jengkal dari tempat Aryo dan temannya berjalan.

Mereka tak akan mengira bahwa Aryo dan temannya adalah anak STM yang mereka cari, karena lazimnya anak STM saat itu jomblo, berjalan serombongan dengan gadis SMU bukan stereotip anak STM saat itu,  tapi anak SMA.

"Gak diminum juga kali." Tiba-tiba gadis rambut ikal itu berceloteh ke arah Aryo.

Entah karena gugup nyaris tawuran, haus dan deg-degan bertemu gadis, tanpa sadar Aryo menyeruput minuman yang dia pegang.

"Sorry teh, ga sengaja." Balas Aryo polos.

Saat kerumunan pelajar makin menumpuk dan menarik perhatian para pengunjung, tampak beberapa petugas security berhamburan keluar untuk membubarkan kerumunan seraya menenangkan situasi.

"Ini nih biangnya!!"  Pekik seorang petugas security sambil menunjuk ke arah Aryo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun