Literasi digital bukan sekadar keterampilan mengoperasikan platform, melainkan ekosistem pembentuk karakter profesional. Dosen perlu memosisikan LMS sebagai ruang pembelajaran sosial, bukan sekadar repositori tugas. Mahasiswa perlu melihat setiap aktivitas digital sebagai cermin integritas dan kesiapan karier. Institusi perlu memperkuat sistem feedback, mentoring, dan penghargaan atas kolaborasi lintas strata. Dengan demikian, pembelajaran digital akan melahirkan SDM unggul, kolaboratif, dan adaptif dalam menghadapi bonus demografi 2030.
Literasi digital bukan hanya tentang penggunaan Learning Management System (LMS) sebagai alat, tetapi lebih kepada pemanfaatan ekosistem digital secara keseluruhan untuk masa depan. LMS berperan sebagai miniatur dari dunia kerja digital, tempat individu belajar keterampilan seperti kedisiplinan, keamanan, dan produktivitas, yang menjadi krusial di era modern. Tantangan utama terletak pada kesiapan individu dan infrastruktur untuk beradaptasi, serta potensi kelelahan digital akibat penggunaan yang berlebihan.
Ketika seorang Asisten Muda mampu mengunggah soal dengan penuh tanggung jawab, ia bukan hanya sedang belajar LMS ia sedang menulis bab pertama dari kepemimpinan akademik masa depan. Literasi digital bukan alat bantu belajar, tetapi fondasi ekosistem pendidikan yang menyiapkan generasi berdaulat di era digital. Wallahu A'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI