Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Soft Skill Global dan Kepemimpinan Kolaboratif: Belajar Meimpin Tanpa Otoritas?

10 Oktober 2025   00:12 Diperbarui: 10 Oktober 2025   00:12 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://blk.karanganyarkab.go.id/pentingnya-soft-skill-dalam-dunia-kerja dimodifikasi dengan sumber lainnya

Soft Skills Global dan Kepemimpinan Kolaboratif: Belajar Memimpin Tanpa Otoritas?

Oleh: A. Rusdiana

Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026 menjadi momentum baru bagi dunia akademik. Di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), berbagai mata kuliah --- mulai dari Metode Penelitian di S1 hingga Manajemen Sumber Daya Pendidikan dan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di S2 --- diarahkan pada proyek riset mini dan pengabdian kepada lembaga pendidikan Islam.

Puncak kegiatan terjadi pada Rabu, 8 Oktober 2025, dalam tiga sesi kuliah maraton (12 SKS) yang dihadiri dosen tamu guru profesional, penulis, sekaligus kolumnis buku "Menjadi Cahaya: Catatan Seorang Guru." Namun, yang lebih menarik bukan hanya perkuliahan di ruang kelas, melainkan apa yang tumbuh setelahnya: gerakan sosial akademik Komunitas Pena Berkarya Bersama, yang dalam waktu tiga minggu telah menampung 824 anggota aktif dari kalangan dosen, mahasiswa, guru, dan pegiat literasi.

Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa soft skills global dan kepemimpinan kolaboratif tidak dapat diajarkan hanya lewat teori. Ia tumbuh melalui praktik sosial kolaborasi yang menumbuhkan empati, komunikasi lintas budaya, dan kemampuan memimpin tanpa otoritas.

Secara teoritik, soft skills global dan collaborative leadership dapat dijelaskan melalui teori Job Demand--Resources (JD-R) yang menegaskan pentingnya keseimbangan antara beban kerja dan dukungan sosial untuk memunculkan work engagement yang tinggi. Sementara Wenger (1998) melalui community of practice menyebut bahwa pembelajaran efektif tumbuh dalam komunitas yang hidup, di mana orang belajar dari praktik dan refleksi bersama.

Namun, jurang (gap) masih terlihat jelas: dosen sering memberi tugas riset tanpa ikut meneliti, mahasiswa menulis hanya demi nilai, dan ruang akademik kehilangan fungsi sosialnya. Padahal, tanpa keteladanan kolaboratif, pembelajaran kehilangan ruh kepemimpinan.

Tulisan ini bertujuan menegaskan bahwa soft skills global dan kepemimpinan kolaboratif bukan tambahan kurikulum, melainkan inti dari ekosistem akademik yang hidup dan relevan untuk menyiapkan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. Berikut, Lima Pilar Pembelajaran dari Soft Skills Global dan Kepemimpinan Kolaboratif

Pertama: Kepemimpinan Tanpa Otoritas: Belajar Memfasilitasi, Bukan Mendominasi; Kepemimpinan kolaboratif tidak mengandalkan posisi, tetapi pengaruh moral dan intelektual. Dosen menjadi fasilitator yang membuka ruang dialog, bukan sumber tunggal kebenaran. Mahasiswa belajar mendengar, bernegosiasi, dan menghargai keberagaman pandangan. Kepemimpinan seperti ini menumbuhkan kepercayaan dan tanggung jawab sosial.

Kedua: Empati dan Komunikasi Lintas Budaya Sebagai Inti Soft Skills Global;
Era digital menuntut kemampuan berinteraksi dengan beragam latar sosial dan budaya. Dalam Komunitas Pena Berkarya Bersama, anggota berasal dari berbagai daerah dan profesi, belajar menulis dan berdiskusi secara terbuka. Proses ini melatih empati akademik: kemampuan memahami tanpa menghakimi, berbagi tanpa kehilangan prinsip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun