Literasi kritis adalah modal sosial yang menentukan arah mahasiswa: apakah hanya berhenti pada rutinitas akademik, atau berkembang menjadi jalan kepemimpinan intelektual. Menulis dan berdialog membekali mahasiswa dengan kejernihan berpikir, keterampilan komunikasi, disiplin, ketahanan emosional, serta solidaritas sosial.
Rekomendasi: 1) Mahasiswa harus menjadikan menulis dan berdialog sebagai sarana latihan kepemimpinan, bukan sekadar tuntutan nilai; 2) Dosen perlu memfasilitasi forum peer feedback untuk menumbuhkan literasi kritis yang sehat; 3) Institusi pendidikan hendaknya menempatkan literasi kritis sebagai kompetensi inti yang menunjang daya saing lulusan.
Literasi kritis bukanlah rutinitas tanpa makna. Ia adalah jalan menuju kepemimpinan intelektual yang berakar pada modal sosial: berpikir jernih, komunikatif, disiplin, matang emosional, dan solidaritas. Mahasiswa yang menapaki jalan ini akan siap menjadi pemimpin yang mampu menjaga integritas sekaligus merangkul perbedaan. Wallahu A'lam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI