Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mentoring Horizontal-Vertikal; Siapa sebenarnya Diuntungkan?

13 September 2025   16:18 Diperbarui: 13 September 2025   16:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Utama: Istoc, tersedia di https://www.istockphoto.com/id/ilustrasi/coaching-mentoring (Dimodifikasi dg Kolaborasi Lintas Strata) 

Mentoring Horizontal-Vertikal; Siapa Sebenarnya Lebih Diuntungkan?

Oleh: A. Rusdiana

Semester Ganjil 2025/2026 telah dimulai sejak 1 September hingga 19 Desember 2025. Di kampus pendidikan, mahasiswa S1 sudah dua kali mengikuti kuliah paralel Metode Penelitian akibat krosing jadwal, sementara di S2 Mk-Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga tengah berlangsung perkuliahan dengan tingkat analisis lebih kompleks. Situasi ini membuka ruang pertemuan lintas strata, yang kerap menimbulkan gap kualifikasi akademik: mahasiswa S1 masih pada tahap eksplorasi, sedangkan mahasiswa S2 dituntut analisis kritis yang lebih mendalam. Dalam teori job demand and job resources, keterlibatan kerja (work engagement) meningkat bila ada keseimbangan antara tuntutan dan sumber daya. Sementara itu, Wenger melalui konsep community of practice serta Vygotsky lewat teori social learning menegaskan pentingnya pembelajaran bersama dengan pola saling melengkapi. Dari sinilah lahir konsep mentoring horizontal-vertikal: bukan sekadar relasi senior--junior, melainkan simbiosis pengetahuan dua arah.

Pertanyaan pentingnya: mampukah mentoring lintas strata menjadi solusi "mind match" bagi jurang kualifikasi akademik? Tulisan ini menggali urgensi kolaborasi horizontal-vertikal melalui lima pilar pembelajaran yang memperkaya proses akademik. Berikut,  Pembahasan: 5 Pilar Pembelajaran Mentoring Horizontal-Vertikal:

Pertama: Pilar Penelitian Bersama; Mahasiswa S2 dapat membimbing S1 dalam menyusun proposal penelitian, merancang instrumen, hingga menggunakan software analisis data. Namun bukan berarti S1 hanya pasif. Pertanyaan-pertanyaan kritis mereka sering memaksa S2 menguji kembali dasar teoretis yang dipakai. Sinergi ini memperkuat kualitas penelitian dan melatih keduanya untuk berpikir sistematis.

Kedua: Pilar Magang Akademik dan Profesional; Dalam mata kuliah yang melibatkan praktik lapangan atau magang, mentoring horizontal-vertikal menjadi wadah saling belajar. S2 dapat memberi panduan strategi manajemen sekolah atau sistem informasi pendidikan, sementara S1 menghadirkan keberanian mencoba pendekatan segar di lapangan. Dengan pola ini, praktik magang tidak berhenti pada rutinitas administratif, melainkan menjadi laboratorium inovasi.

Ketiga: Pilar SDM-SIM dalam Konteks Manajemen Pendidikan; Kolaborasi lintas strata juga penting dalam pengelolaan SDM dan sistem informasi manajemen (SIM) di kampus. Mahasiswa S2 terbiasa dengan analisis kebijakan dan tata kelola, sedangkan S1 membawa perspektif praktis dari pengalaman lapangan. Mentoring dua arah ini menumbuhkan kesadaran bahwa data bukan hanya angka, melainkan bahan refleksi strategis bagi pengembangan SDM pendidikan.

Keempat: Pilar Diskusi Interaktif Kelas Paralel; Fenomena kuliah paralel yang terjadi di semester ini seharusnya tidak dipandang sebagai masalah teknis semata, melainkan peluang kolaborasi. Diskusi interaktif lintas strata dapat memperkaya atmosfer akademik: mahasiswa S2 memperdalam metodologi riset, sementara S1 menghadirkan pertanyaan-pertanyaan dasar yang sering terlupakan. Inilah praktik nyata dari teori Vygotsky tentang zone of proximal development (ZPD), di mana individu berkembang melalui interaksi dengan yang lebih kompeten.

Kelima: Pilar Inovasi dan Kreativitas; Mentoring horizontal-vertikal juga menjadi ruang bertemunya rasionalitas akademik dan imajinasi segar. Mahasiswa S2 terkadang terjebak dalam kerangka metodologi yang kaku, sedangkan mahasiswa S1 lebih berani mengeksplorasi ide-ide baru. Perjumpaan ini menumbuhkan kreativitas yang aplikatif: misalnya, penggunaan teknologi digital untuk mengelola data penelitian pendidikan atau eksplorasi model pembelajaran yang lebih adaptif.

Mentoring horizontal-vertikal antara S1 dan S2 bukanlah hubungan satu arah, melainkan simbiosis mutualistik yang menguntungkan kedua belah pihak. S2 memperoleh kesempatan melatih kepemimpinan akademik sekaligus memperdalam dasar keilmuan, sedangkan S1 memperoleh bimbingan teknis dan motivasi belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun