Mohon tunggu...
Ahmad Abni
Ahmad Abni Mohon Tunggu... Manusia akan mencapai esensi kemanusiaannya jika sudah mampu mengenal diri melalui sikap kasih sayang

Compasionate (mengajar PPKn di MTsN 2 Kota Makassar)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Alasan Dibalik Ketatnya Pemilihan Hewan Kurban

26 Mei 2025   19:45 Diperbarui: 26 Mei 2025   19:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dompetdhuafa.org/jenis-hewan-kurban-menurut-ketentuan-islam/

Secara spiritual, berkurban bukan hanya sekedar menyembelih hewan secara fisik, melainkan ibadah tersebut adalah simbol penyembelihan segala sifat-sifat kebinatangan kita yang penuh dengan hawa nafsu. Syarat hewan yang tidak cacat dan tidak sakit adalah cerminan bahwa jiwa yang berkurban pun harus dalam kondisi terbaik, bebas dari penyakit riya', hasad, ujub, dan sombong.

 

Bukankah Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin sudah menyampaikan kepada kita bahwa setiap aspek ibadah memiliki makna batin termasuk ibadah qurban. Ibadah ini adalah cermin dari penyucian batin seorang hamba dihadapan Tuhannya. Bukan darah atau daging yang diterima di hadapan tuhan, melainkan bagaimana ia bertaqwa dalam melaksanakannya.

 

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya..." (QS. Al-Hajj: 37)

 

Pemilihan hewan kurban, secara sosial mengajarkan kita tentang sikap empati, penanaman nilai keadilan dan bagaimana kita membangun kesetaraan sosial. Kita diwajibkan memberikan daging kurban yang berkualitas baik, layak konsumsi dan bernilai gizi tinggi sebab dalam Islam mengajarkan dan mendidik umatnya untuk memperlakukan kaum dhuafa dengan baik, memperlakukannya secara manusiawi dengan tidak menjadi tempat pembuangan sisa atau apapun yang sudah tidak layak.

 

Dalam konteks dunia pendidikan, syarat-syarat pemilihan hewan kurban mengandung makna untuk melatih kedisiplinan dan keteladanan dalam beribadah. Misalnya, ketika kita dengan cermat mengikuti ketentuan syariat dalam pemilihan hewan kurban berarti kita telah berkomitmen menegakkan aturan-aturan agama. Hal ini adalah realisasi dari nilai kedisiplinan. Islam adalah agama yang tidak berdiri di atas keserampangan dan pelaksanaannya tidak boleh asal-asalan.

 

Nilai keteladanan juga include di dalamnya. Hal ini dapat terlihat pada situasi dimana anak-anak yang menyaksikan orang tuanya, keluarganya, tetangganya ataupun lingkungan sosialnya yang lebih besar saat berkurban. Anak-anak akan menyerap nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat memberi dari peristiwa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun