Kasultanan Demak Bintara (ibukota: Bintara)
Lokasi: Sekitar aliran Kali Wulan (Demak sekarang).
Tata Kota:
- Masjid Agung Demak sebagai pusat spiritual dan simbol kekuasaan.
- Keraton Demak dekat dengan masjid, pusat pemerintahan dan simbol raja.
- Pelabuhan niaga dan pangkalan militer dekat pesisir (mengingat Demak adalah kekuatan maritim).
- Pasar dan permukiman rakyat terletak di sekitar masjid dan sungai.
Istilah Tata Kota:
- Kraton: pusat kekuasaan sultan.
- Masjid Gedhe: pusat spiritual Islam.
- Alun-alun: lapangan rakyat dan upacara.
- Pasar: pusat perdagangan rakyat.
- Pelabuhan: disebut Pelabuhan Demak atau Labuhan.
- Dalem Agung: kediaman para pembesar.
- Kauman: kampung ulama dan santri.
- Bahasa lokal: Jawa Pesisiran Tengah.
Kosmologi ibu kota Kesultanan Mataram Islam didasarkan pada konsep kosmologi Jawa, yang menghubungkan tatanan dunia dengan tatanan sosial dan politik kerajaan. Ibu kota Mataram, terutama pada masa awal seperti Kotagede dan Kerto serta kemudian Kartasura dan Surakarta, dibangun dengan prinsip-prinsip kosmologis ini.
Prinsip Dasar Kosmologi Jawa dalam Tata Kota Mataram
Keselarasan Mikrokosmos dan Makrokosmos
Konsep ini menekankan hubungan harmonis antara dunia kecil (manusia dan lingkungannya) dengan dunia besar (alam semesta). Tata kota Mataram merefleksikan prinsip ini dengan menempatkan elemen-elemen penting seperti keraton, alun-alun, masjid dan pasar dalam suatu keselarasan spasial.
Catur Gatra
Elemen-elemen dasar tata kota yang terdiri dari keraton (pusat pemerintahan), alun-alun, pasar dan masjid, semuanya memiliki posisi dan fungsi yang saling terkait dalam kerangka kosmologis.
Mancapat dan Mancalim: