Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masalah Ketimpangan Kesehatan di Indonesia: Stunting dan Obesitas

26 Januari 2022   14:00 Diperbarui: 27 Januari 2022   02:00 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi posyandu. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dari pengalamanku memberikan konsultasi pada para pasien seperti pada kasus obesitas, maka aku selalu memberikan pemahaman yang cukup mendalam tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan, terutama melalui asupan gizi yang mencukupi atau memadai serta keseimbangan komposisi sumber makanan. 

Dalam hal pemberian terapi diit, yang harus dilakukan adalah mengetahui informasi atau rekam medis (medical record) pasien secara lengkap, dari mulai jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, pekerjaan atau aktifitas, riwayat penyakit, riwayat terapi lainnya, kebiasaan dan lain-lain untuk memberikan terapi diit secara tepat dan memadai.

Adapun terapi diit yang aku berikan adalah Diit Rendah Kalori (DRK) dengan cara memberikan asupan (intake) rendah karbohidrat yang semakin lama semakin rendah secara bertahap, agar tubuh pasien dapat menyesuaikan diri dengan intake yang lebih sedikit, pun demikian diberikan rendah (minimal cukup atau sedang) lemak, namun cukup protein, sementara memperbanyak sayur mayur dan buah-buahan kaya vitamin, mineral dan serat.

Khusus untuk karbohirat, pasien sebaiknya mengkonsumsi sumber karbohidrat kompleks yang dicerna lebih lama dalam tubuh. Sehingga, energi akan bertahan lebih lama dan tidak mudah menyebabkan kenaikan gula darah (glikemia).  

Yang perlu diperhatikan adalah mengurangi atau membatasi konsumsi sumber karbohidrat murni, seperti gula pasir dan lain-lain atau makanan lain yang mengandung indeks glikemi yang tinggi.

Khusus untuk lemak, agar diusahakan untuk memilih makanan yang mengandung jenis lemak tak jenuh ganda. Asam lemak ini disebut juga dengan polyunsaturated fatty acids (PUFA). Disebut demikian karena asam lemak ini memiliki banyak ikatan rangkap. Ada dua jenis asam yang termasuk lemak tak jenuh ganda, yaitu asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6. 

Hal ini bermanfaat untuk membantu menjaga berat badan, meningkatkan kolesterol baik  atau high-density lipoprotein (HDL), mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, membantu pertumbuhan sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh yang baru serta meningkatkan sensitivitas insulin agar terhindar dari kemungkinan penyakit diabetes mellitus. Contoh sumber lemak yang harus dihindari adalah minyak kelapa, kelapa dan santan kelapa.

Khusus untuk protein, dimaksudkan untuk mencegah pasien dari kelaparan, karena protein bisa membuat rasa lapar muncul sedikit lebih lama. Sumber protein yang dianjurkan adalah daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, telur ayam, daging asap, susu dan keju yang bersifat rendah lemak, tempe, tahu, oncom, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya yang disajikan tanpa atau sedikit minyak goreng. Sedangkan untuk sumber protein yang harus dihindari adalah semua makanan yang berlemak tinggi, seperti kulit ayam, jeroan dan santan kental.

Khusus untuk sayur mayur dan buah-buahan kaya vitamin, mineral dan serat, hal ini dimaksudkan agar terdapat kecukupan dan keseimbangan zat gizi karena tubuh memerlukan vitamin dan mineral untuk membantu mempercepat proses metabolisme tubuh dan menghindarkan diri dari kekurangan (defiensi), baik vitamin maupun mineral. 

Sedangkan kaya serat dapat membantu proses pencernaan lebih baik sehingga rasa lapar akan dirasa relatuf lebih lama, juga memperlancar buang air besar karena serat akan membentuk gumpalan (bulk). 

Serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh enzim pencernaan manusia, yaitu meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin, oligosakarida, pektin, gum dan lapisan lilin. Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi 2 (dua), yaitu serat pangan yang terlarut dan tidak terlarut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun