Penerapan Prinsip Penilaian Autentik Melalui Prortofolio dalam Implemntasi Kurikulum Merdeka Menuju Indonesia Emas 2045
Oleh: Ahmad Rusdiana
Penilaian portofolio merupakan pendekatan yang semakin relevan dalam dunia pendidikan, terutama dalam konteks kurikulum Merdeka yang berfokus pada pengembangan kompetensi holistik siswa. Penilaian portofolio tergolong pada Penilaian Autentik diterapkan sebagai kelanjutan dari kebijakan kurikulum 2013 (Ahmad Gufron2022). Dalam Kurikulum Merdeka diberlakukan dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045, guru profesional harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip penilaian portofolio secara efektif. Berikut adalah penjelasan lugas dan komprehensif mengenai lima prinsip penilaian portofolio menurut Pramita (2017):
Pertama: Kriteria Spesifik, Jelas, dan Berorientasi pada Penelitian Portofolio harus memiliki kriteria penilaian yang spesifik dan jelas, serta berorientasi pada penelitian. Guru harus menetapkan pedoman yang detail mengenai apa yang diharapkan dari karya siswa. Ini mencakup standar yang harus dipenuhi, indikator keberhasilan, dan deskripsi tentang tugas atau proyek. Kriteria yang jelas membantu siswa memahami tujuan pembelajaran dan mengarahkan mereka untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Selain itu, pendekatan yang berorientasi pada penelitian mendorong siswa untuk terlibat dalam proses inquiry, analisis, dan refleksi, yang merupakan inti dari pembelajaran yang bermakna.
Kedua: Beragam Sumber Keterampilan dan Kemampuan Untuk menilai keterampilan dan kemampuan siswa secara komprehensif, portofolio harus mencakup berbagai jenis pekerjaan yang menunjukkan berbagai kompetensi. Ini bisa berupa tulisan, proyek seni, presentasi, atau produk digital. Diversifikasi ini memungkinkan penilaian yang lebih holistik dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa. Guru harus menggabungkan berbagai sumber bukti untuk menilai keterampilan seperti kreativitas, pemecahan masalah, kolaborasi, dan komunikasi. Hal ini penting dalam kurikulum Merdeka yang menekankan pada pengembangan berbagai kompetensi dasar dan transversal.
Ketiga: Peningkatan Kualitas dari Waktu ke Waktu Portofolio harus menunjukkan peningkatan kualitas karya siswa dari waktu ke waktu. Ini berarti portofolio bukan hanya sekumpulan pekerjaan, tetapi harus mencerminkan proses belajar yang berkelanjutan dan peningkatan kemampuan. Guru harus memberikan umpan balik yang konstruktif secara rutin, sehingga siswa dapat memperbaiki dan mengembangkan karya mereka. Pendekatan ini tidak hanya mendorong peningkatan akademik tetapi juga memupuk sikap belajar seumur hidup, yang esensial untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Keempat: Keragaman Informasi dalam Portofolio Portofolio harus terdiri dari berbagai jenis informasi, seperti karangan, proyek, laporan penelitian, karya seni, dan lain-lain. Keragaman ini mencerminkan berbagai aspek kompetensi siswa dan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang pencapaian mereka. Guru harus mengarahkan siswa untuk mengumpulkan dan memilih karya terbaik mereka yang menunjukkan berbagai kemampuan dan pengetahuan yang telah diperoleh. Ini juga membantu siswa mengembangkan keterampilan dalam menyusun dan menyajikan informasi secara sistematis.
Kelima: Aksesibilitas Portofolio untuk Pihak Berkepentingan Portofolio harus dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan seperti sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Aksesibilitas ini memastikan transparansi dan keterlibatan semua pihak dalam proses pendidikan. Orang tua dapat melihat perkembangan anak mereka secara langsung, guru dapat melacak kemajuan siswa, dan siswa dapat melakukan refleksi diri. Dalam kurikulum Merdeka, keterlibatan semua pemangku kepentingan sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan kolaboratif.
Dalam konteks guru profesional yang mengimplementasikan kurikulum Merdeka, penilaian portofolio bukan hanya alat evaluasi, tetapi juga sebagai sarana pengembangan kompetensi siswa yang holistik. Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, guru dapat membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI