Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Peran Guru Profesinal dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar Dengan Pembelajaran Kontekstual di Era Society 5.0

13 Mei 2024   01:11 Diperbarui: 13 Mei 2024   01:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gurusiana tersedia dalam https://www.gurusiana.id/read/

Peran Guru Profesional dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Era Society 5.0."

Oleh: Ahmad Rusdiana

Era disrupsi telah membuat terjadi perubahan yang sangat mendasar pada sektor kehidupan. Pada era Society 5.0 segala aspek kehidupan berkaitan dengan teknologi, hal tersebut telah membuat manusia harus berpikir kritis serta mampu beradaptasi dan berinovasi. Kehadiran era baru ini harapannya manusia bisa terus mengembangkan diri dikala teknologi makin tumbuh pesat. Pendidikan tentu juga harus bertransformasi di era Society 5.0. Indonesia yang Pendekatan bakat dan minat merupakan salah satu teknik pembelajaran yang disebutkan dalam kurikulum merdeka. Sesuai dengan bidang minatnya, siswa dapat memilih disiplin ilmu yang ingin dipelajari. Kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam merupakan kurikulum merdeka secara umum.

Pada era Society 5.0, di mana teknologi memainkan peran yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan harus beradaptasi untuk mempersiapkan generasi mendatang agar siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi tersebut.

Dalam konteks guru profesional, implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar menjadi krusial untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.

Pertama: Inquiry Learning: Model pembelajaran ini menekankan pada proses eksplorasi dan penemuan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Guru sebagai profesional harus mampu menjadi fasilitator dalam menyediakan lingkungan yang mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menemukan solusi atas masalah yang mereka temui. Guru perlu memiliki keterampilan mendesain pertanyaan yang menantang dan memandu siswa dalam menjalankan proses inquiry secara efektif.


Kedua: Discovery Learning: Model pembelajaran ini mengacu pada proses eksplorasi dan penemuan yang didorong oleh siswa sendiri. Guru sebagai profesional harus mampu menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam menemukan pengetahuan baru melalui eksperimen, observasi, dan eksplorasi. Guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang aktivitas yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa serta memberikan bimbingan yang tepat saat diperlukan.

Ketiga: Project Based Learning (PBL): Model pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran melalui proyek yang relevan dengan kehidupan nyata. Guru sebagai profesional harus mampu mengembangkan proyek-proyek yang menantang dan bermakna bagi siswa, serta menyediakan bimbingan yang diperlukan selama proses pengerjaan proyek. Guru perlu memiliki keterampilan dalam mendesain proyek-proyek yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, serta mengintegrasikan berbagai mata pelajaran secara sinergis dalam konteks proyek tersebut.

Keempat:Problem Based Learning (PBL): Model pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran melalui pemecahan masalah yang autentik dan relevan dengan kehidupan nyata. Guru sebagai profesional harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang menarik dan bermakna bagi siswa, serta memberikan panduan yang tepat dalam proses pemecahan masalah. Guru perlu memiliki keterampilan dalam mendesain situasi belajar yang memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Secara keseluruhan, guru profesional dalam implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar harus mampu mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Selain itu, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memanfaatkan berbagai sumber daya digital untuk mendukung pembelajaran mereka. Dengan demikian, guru dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mempersiapkan generasi mendatang untuk sukses dalam era Society 5.0.

Sebagai Garda terdepan para Guru Milenial! Di era Society 5.0, peranmu sangat vital. Jadilah agen perubahan dengan mengadopsi pendekatan pembelajaran yang inovatif, memanfaatkan teknologi secara bijaksana, dan menginspirasi siswa untuk berkembang secara holistik. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang memicu kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Terima kasih atas dedikasimu dalam membentuk generasi masa depan!" Wallahu A'lam Bishowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun