Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Dunia Tanpa Pekerjaan Manusia: Utopia atau Distopia?

14 September 2025   11:38 Diperbarui: 14 September 2025   11:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/DmByHimanshu 

Bayangkan sebuah dunia di mana semua pekerjaan dilakukan oleh robot dan kecerdasan buatan (AI). Tidak ada lagi orang yang harus bekerja di pabrik, menjadi sopir, dokter, atau bahkan guru. Semua sudah diambil alih mesin yang bisa bekerja tanpa henti, tanpa lelah, dan tanpa salah hitung. Kedengarannya seperti mimpi, tapi juga bisa jadi mimpi buruk.

Sisi Positif: Dunia yang Lebih Mudah

Jika robot dan AI mengambil alih semua pekerjaan, ada banyak keuntungan yang bisa dirasakan manusia:

  • Produktivitas Melejit: Mesin bisa bekerja 24 jam sehari tanpa istirahat. Barang dan jasa bisa diproduksi melimpah sehingga kelangkaan bisa diatasi.
  • Hidup Lebih Nyaman: Pekerjaan berat, berbahaya, atau membosankan akan hilang. Manusia bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga, atau mengembangkan diri.
  • Ledakan Kreativitas: Tanpa tekanan mencari nafkah, orang bisa fokus pada seni, ilmu pengetahuan, atau kegiatan sosial. Dunia bisa masuk ke "zaman pencerahan" baru.
  • Kesehatan Lebih Baik: AI bisa membuat diagnosis medis yang lebih akurat, menemukan obat baru, dan membantu manusia hidup lebih lama dengan kualitas kesehatan yang lebih baik.

Sisi Negatif: Risiko yang Menakutkan

Namun, dunia tanpa pekerjaan juga punya banyak tantangan:

  • Pengangguran Massal: Kalau semua pekerjaan hilang, dari mana orang mendapat uang? Kekayaan bisa terkumpul hanya di tangan segelintir orang pemilik teknologi.
  • Krisis Makna Hidup: Selama ini banyak orang mendefinisikan dirinya lewat pekerjaan. Jika pekerjaan hilang, bisa muncul rasa hampa, kehilangan arah, bahkan masalah kesehatan mental.
  • Ketergantungan Penuh pada Teknologi: Jika sistem AI error atau kena serangan siber, seluruh kehidupan bisa lumpuh, mulai dari listrik, air, transportasi, hingga keamanan negara.
  • Masalah Etika dan Pengawasan: Siapa yang bertanggung jawab kalau AI membuat kesalahan? Selain itu, ada risiko teknologi dipakai untuk mengontrol masyarakat lewat pengawasan berlebihan.

Solusi dan Jalan Keluar

Agar transisi ke dunia tanpa pekerjaan tidak menimbulkan bencana, ada beberapa langkah penting yang bisa diambil:

  • Pendapatan Dasar Universal: Semua orang mendapat uang dari negara untuk memenuhi kebutuhan dasar, tanpa syarat. Ini bisa jadi "jaring pengaman" agar orang tetap bisa hidup meski tidak bekerja.
  • Pendidikan Baru dan Belajar Seumur Hidup: Pendidikan tidak lagi hanya menyiapkan orang untuk kerja, tapi juga membekali dengan keterampilan yang sulit digantikan mesin, seperti kreativitas, empati, dan kemampuan beradaptasi.
  • Mengubah Makna "Kerja": Nilai seseorang tidak lagi diukur dari pekerjaan formal atau gaji. Merawat keluarga, menjadi relawan, menciptakan karya seni, atau riset mandiri bisa dianggap "pekerjaan" yang bernilai.
  • Aturan dan Pengawasan AI yang Jelas: Regulasi ketat dibutuhkan untuk memastikan AI digunakan secara adil, aman, dan tidak hanya menguntungkan pihak tertentu saja.

Kesimpulan

Dunia tanpa pekerjaan manusia bisa menjadi surga atau justru neraka. Semua tergantung pada cara kita mengelola perubahan besar ini. Jika dibiarkan begitu saja, bisa muncul ketidakadilan, pengangguran massal, dan krisis makna hidup. Tapi jika diatur dengan bijak, kita bisa membangun peradaban baru yang lebih adil, kreatif, sehat, dan makmur.

Kuncinya ada pada pilihan kita: apakah teknologi hanya jadi alat untuk segelintir orang kaya, atau menjadi jalan menuju kesejahteraan bersama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun