Perbandingan ini membuat publik bertanya-tanya: mengapa film dengan anggaran besar justru menampilkan visual yang dianggap lebih rendah kualitasnya dibanding karya terdahulu yang diproduksi dengan sumber daya terbatas?
Kontroversi Tambahan
Selain soal visual, film ini juga menuai sorotan karena adanya adegan senjata api, yang dinilai tidak sesuai untuk tontonan anak. Bahkan, distribusinya pun sempat terkendala: beberapa jaringan bioskop besar memilih tidak menayangkannya, sementara yang lain membatasi hanya di wilayah tertentu.
Apresiasi dan Harapan
Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa Merah Putih: One for All adalah langkah berani untuk mengangkat tema nasionalisme melalui medium animasi. Kritik yang muncul justru bisa menjadi refleksi penting bagi industri perfilman Indonesia.
Ke depan, diharapkan para kreator animasi lokal bisa belajar dari pengalaman ini. Pesan moral dan patriotisme yang kuat sebaiknya dibarengi dengan kualitas visual yang mumpuni. Dengan dukungan teknologi yang semakin mudah diakses serta talenta muda yang kreatif, bukan mustahil Indonesia mampu menghasilkan animasi yang bukan hanya sarat makna, tetapi juga indah dipandang dan bersaing di kancah global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI