Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Singkong Sebagai Obat: Penyakit Apa yang Bisa Diatasi dengan Konsumsi Singkong?

12 Oktober 2024   21:23 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:26 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/dokter hewan 

Singkong (Manihot esculenta) adalah tanaman umbi-umbian yang banyak digunakan sebagai sumber makanan pokok di berbagai belahan dunia, terutama di wilayah tropis seperti Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini memiliki akar yang kaya karbohidrat, menjadikannya salah satu sumber energi utama bagi masyarakat yang mengonsumsinya.

Singkong sangat dikenal karena dapat tumbuh di tanah yang kurang subur dan dalam kondisi kering, sehingga menjadikannya tanaman yang ideal untuk daerah yang mengalami masalah dengan ketahanan pangan. Umbi singkong mengandung pati yang tinggi, tetapi rendah protein dan lemak, sehingga sering diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti singkong rebus, keripik, tepung tapioka, dan bahkan produk fermentasi seperti tape.

Selain sebagai sumber karbohidrat, singkong juga kaya akan serat, beberapa vitamin seperti vitamin C, serta mineral seperti kalsium dan kalium. Meskipun begitu, singkong mentah mengandung senyawa beracun yang disebut glikosida sianogenik, yang bisa menyebabkan keracunan jika tidak diolah dengan benar. Karena itu, singkong perlu dimasak atau diproses dengan benar sebelum dikonsumsi.

Singkong biasanya diolah dengan berbagai cara yang sederhana namun efektif untuk menghilangkan kandungan racun alami dan menjadikannya aman serta lezat untuk dikonsumsi. Beberapa metode umum pengolahan singkong meliputi:

1. Direbus

Cara yang paling umum dan sederhana. Singkong yang sudah dikupas dan dipotong-potong direbus dalam air hingga empuk. Ini cara yang banyak digunakan sebagai camilan atau pelengkap makanan. Rebusan singkong juga sering disajikan dengan tambahan kelapa parut atau gula merah.

2. Dipanggang

Singkong juga bisa dipanggang untuk menghasilkan tekstur yang lebih kering dan rasa yang khas. Singkong panggang sering dihidangkan sebagai alternatif yang lebih sehat daripada gorengan. Proses pemanggangan mengurangi kadar air dalam singkong dan menambah kelezatan alami umbinya.

3. Dikukus

Mengukus singkong juga merupakan metode populer karena mempertahankan lebih banyak nutrisi. Singkong dikupas dan dipotong-potong, kemudian dikukus hingga matang. Ini bisa dimakan langsung atau diolah lebih lanjut menjadi makanan lain, seperti getuk atau tapai singkong.

4. Digoreng

Singkong goreng adalah salah satu camilan favorit di banyak negara, termasuk Indonesia. Potongan singkong digoreng hingga garing di luar namun tetap lembut di dalam. Terkadang, singkong direbus terlebih dahulu sebelum digoreng untuk mendapatkan tekstur yang lebih sempurna.

Setiap metode pengolahan tersebut tidak hanya mengurangi kadar racun dalam singkong, tetapi juga mengembangkan tekstur dan rasa yang bervariasi, menjadikannya makanan yang fleksibel dalam kuliner tradisional dan modern.

Menurut sumber dari Health, singkong sering kali digunakan sebagai makanan pengganti nasi, terutama di daerah-daerah yang mengandalkan umbi-umbian sebagai sumber utama energi. Ini karena singkong mengandung kalori dan karbohidrat yang tinggi, mirip dengan nasi. Dalam 100 gram singkong mentah, terdapat sekitar 160 kalori, yang sebagian besar berasal dari karbohidrat dalam bentuk pati.

Sebagai sumber energi, singkong sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan asupan kalori tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Namun, dibandingkan dengan nasi, singkong memiliki indeks glikemik yang sedikit lebih rendah, yang berarti singkong mungkin lebih lambat meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk orang yang ingin mengontrol gula darah mereka.

Selain itu, singkong juga bebas gluten, sehingga bisa menjadi alternatif yang bagus untuk penderita intoleransi gluten atau penyakit celiac yang tidak bisa mengonsumsi nasi atau gandum. Namun, karena singkong memiliki kandungan protein yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan nasi atau gandum, penting untuk melengkapi konsumsi singkong dengan sumber protein lainnya untuk menjaga keseimbangan gizi.

Singkong yang diolah dengan benar bisa menjadi bagian dari diet yang seimbang, terutama bagi mereka yang ingin variasi sumber karbohidrat.

Selain kaya akan karbohidrat, singkong juga mengandung beberapa nutrisi penting seperti vitamin C dan kalium, yang memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan:

1. Vitamin C

Singkong merupakan sumber vitamin C yang baik, yang berperan penting sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin C juga penting untuk menjaga kesehatan kulit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan membantu penyerapan zat besi dari makanan nabati. Dalam 100 gram singkong yang sudah dimasak, terkandung sekitar 20-30% dari kebutuhan harian vitamin C yang direkomendasikan.

2. Kalium

Singkong mengandung kalium, mineral penting yang membantu mengatur tekanan darah, menjaga keseimbangan cairan tubuh, serta mendukung fungsi otot dan saraf. Kalium juga membantu mencegah retensi cairan dan mengurangi risiko stroke dengan menjaga kesehatan jantung. Mengonsumsi makanan yang kaya kalium, seperti singkong, dapat membantu menjaga kesehatan kardiovaskular.

Meskipun singkong tidak terlalu tinggi dalam kandungan vitamin dan mineral lainnya, kehadiran vitamin C dan kalium ini memberikan nilai tambah bagi singkong sebagai makanan bergizi, terutama bila dikombinasikan dengan makanan lain dalam pola makan yang seimbang.

Secara nilai gizi, singkong memang mirip dengan kentang, karena keduanya sama-sama kaya akan karbohidrat, terutama dalam bentuk pati, dan menjadi sumber energi penting. Namun, perbedaan utama antara singkong dan kentang terletak pada kandungan bahan kimia alami yang ada dalam singkong, yaitu glikosida sianogenik.

Glikosida sianogenik adalah senyawa kimia yang dapat melepaskan sianida, racun berbahaya, saat dipecah oleh tubuh. Jika singkong tidak diolah dengan benar, kandungan sianida ini bisa menimbulkan keracunan, yang dikenal sebagai keracunan sianida. Gejala keracunan sianida dapat berupa sakit kepala, pusing, mual, hingga gangguan serius pada sistem saraf, dan dalam kasus ekstrim, bisa berakibat fatal.

Terdapat dua jenis singkong, yaitu:

1. Singkong manis

Mengandung kadar glikosida sianogenik yang lebih rendah dan umumnya aman dikonsumsi setelah direbus, dikukus, atau digoreng.

2. Singkong pahit

Mengandung lebih banyak glikosida sianogenik dan perlu melalui proses pengolahan khusus, seperti perendaman dan fermentasi, sebelum aman dikonsumsi.

Glikosida sianogenik, bahan kimia yang terdapat dalam singkong, dapat melepaskan sianida ketika terurai di dalam tubuh. Senyawa ini, saat dicerna, mengalami reaksi kimia yang menghasilkan hidrogen sianida (HCN), yang berbahaya bagi kesehatan. Jika tidak diolah dengan benar, konsumsi singkong mentah atau yang diproses secara tidak memadai bisa menyebabkan keracunan sianida.

Keracunan sianida dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, terutama sistem saraf dan kardiovaskular. Gejala awal bisa meliputi:

1. Sakit kepala

2. Mual

3. Pusing

4. Lemah

5. Dalam kasus yang parah, keracunan sianida dapat menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian.

Untuk mencegah keracunan sianida, penting untuk menyiapkan singkong dengan benar sebelum dikonsumsi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko pelepasan sianida adalah:

1. Mengupas kulit

Kulit singkong mengandung konsentrasi tertinggi glikosida sianogenik. Mengupas kulit secara menyeluruh adalah langkah pertama yang sangat penting.

2. Perendaman

Merendam singkong yang sudah dikupas dalam air selama beberapa jam atau semalam dapat membantu mengurangi kadar racun. Ini juga sering dilakukan pada singkong pahit, yang memiliki kandungan sianida lebih tinggi.

3. Memasak dengan benar

Memasak singkong secara menyeluruh, baik dengan cara direbus, dipanggang, dikukus, atau digoreng, dapat menghilangkan atau menguraikan sebagian besar sianida. Panas dari proses memasak akan melepaskan sianida dalam bentuk gas yang kemudian menguap.

4. Fermentasi

Pada beberapa daerah, singkong pahit diolah dengan metode fermentasi tradisional untuk menghilangkan racun. Misalnya, tapai singkong adalah hasil dari fermentasi yang juga membantu mengurangi kandungan sianida.

Dengan memastikan bahwa singkong diolah dan dimasak dengan benar, risiko keracunan sianida dapat diminimalkan, dan singkong bisa dinikmati dengan aman sebagai makanan kaya nutrisi dan sumber energi.

Penyakit yang Bisa Diatasi dengan Konsumsi Singkong

1. Diabetes

Menurut WebMD, singkong dapat membantu dalam pengelolaan diabetes karena mengandung serat dan pati resisten yang memberikan manfaat khusus bagi pengendalian kadar gula darah. Berikut penjelasannya:

a. Serat

Singkong mengandung serat yang cukup tinggi, yang berperan penting dalam memperlambat penyerapan gula dari makanan ke dalam darah. Serat tidak dicerna dengan mudah oleh tubuh, sehingga membantu memperlambat peningkatan kadar glukosa setelah makan. Ini sangat berguna bagi penderita diabetes yang perlu menjaga agar kadar gula darah tetap stabil.

b. Pati Resisten

Selain serat, singkong juga mengandung pati resisten, yaitu jenis karbohidrat yang tidak sepenuhnya dicerna di usus kecil dan melewati usus besar tanpa diserap. Pati resisten berfungsi mirip dengan serat dalam memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat, yang pada akhirnya membantu menstabilkan kadar gula darah. Pati resisten ini juga berperan dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan, membantu meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi peradangan.

Karena singkong memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa sumber karbohidrat lainnya seperti nasi putih atau roti, konsumsi singkong dapat membantu mencegah lonjakan gula darah yang tajam. Ini sangat penting bagi penderita diabetes tipe 2, yang perlu menjaga kestabilan kadar gula darah untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Namun, meskipun singkong bisa bermanfaat, penting untuk mengonsumsinya dengan porsi yang tepat. Karena singkong masih merupakan sumber karbohidrat tinggi, penderita diabetes sebaiknya tetap berhati-hati dan menggabungkannya dengan makanan lain yang seimbang, seperti protein dan sayuran, untuk membantu menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal.

Dengan pengolahan dan konsumsi yang tepat, singkong bisa menjadi bagian dari diet sehat bagi penderita diabetes, membantu mengelola kadar gula darah sambil tetap memberikan energi yang cukup.

2. Dehidrasi Akibat Diare

Diare dapat menyebabkan dehidrasi karena tubuh kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan melalui tinja yang encer dan frekuensi buang air besar yang meningkat. Dehidrasi terjadi ketika tubuh kekurangan cairan lebih banyak daripada yang masuk, dan kondisi ini bisa berbahaya, terutama pada anak-anak.

Untuk mengatasi dehidrasi ringan hingga sedang yang disebabkan oleh diare, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan mengonsumsi larutan garam singkong. Larutan ini terbuat dari singkong yang diolah untuk mengekstraksi airnya, yang kemudian dicampur dengan sedikit garam. Garam membantu menggantikan sebagian dari elektrolit yang hilang saat tubuh mengalami diare.

a. Larutan garam singkong bekerja dengan cara:

b. Menghidrasi tubuh melalui air yang dikandungnya.

c. Membantu mengganti natrium yang hilang dalam jumlah kecil melalui garam yang ditambahkan.

Namun, untuk dehidrasi parah, terutama yang disebabkan oleh diare yang berkepanjangan, larutan garam singkong mungkin tidak cukup. Dehidrasi parah menyebabkan kehilangan tidak hanya cairan, tetapi juga elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan klorida dalam jumlah besar. Larutan garam singkong tidak mengandung elektrolit dalam jumlah yang signifikan, sehingga tidak bisa menggantikan elektrolit yang hilang secara memadai. Elektrolit ini sangat penting untuk menjaga fungsi jantung, saraf, dan otot, serta menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

Untuk dehidrasi parah, disarankan menggunakan oralit (oral rehydration salts) yang mengandung campuran elektrolit lengkap, seperti natrium, kalium, dan glukosa, untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh secara lebih efektif. Jika dehidrasi sudah sangat parah, terutama pada anak-anak, penanganan medis segera diperlukan, yang mungkin melibatkan pemberian cairan melalui infus untuk mengembalikan kadar cairan dan elektrolit dengan cepat.

Singkatnya, larutan garam singkong bisa bermanfaat untuk mengatasi dehidrasi ringan hingga sedang akibat diare, tetapi tidak cocok untuk mengatasi dehidrasi parah, di mana tubuh membutuhkan lebih banyak elektrolit yang harus segera diganti.

3. Menurunkan Tekanan Darah

Menurut Tua Saude, singkong dapat membantu menurunkan tekanan darah berkat kandungan kalium dan magnesium yang dimilikinya. Kedua mineral ini memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan jantung dan mengatur tekanan darah dengan cara berikut:

a. Kalium

Kalium membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Ketika kadar natrium terlalu tinggi, hal itu dapat menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan tekanan darah. Kalium berperan dalam menghilangkan kelebihan natrium melalui urin, sehingga membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah tekanan darah tinggi (hipertensi).

b. Magnesium

Magnesium berperan dalam mengendurkan pembuluh darah, sehingga memungkinkan aliran darah yang lebih lancar dan menurunkan tekanan darah. Magnesium juga membantu mengatur aktivitas otot, termasuk otot di sekitar dinding pembuluh darah, yang dapat membantu mengurangi tekanan pada sistem kardiovaskular.

Selain kandungan kalium dan magnesium, singkong juga kaya akan serat, yang berperan penting dalam mengurangi kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein), atau yang sering disebut "kolesterol jahat", dalam darah. Kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta penyakit jantung. Dengan mengonsumsi makanan tinggi serat seperti singkong, penyerapan kolesterol dalam saluran pencernaan berkurang, sehingga kadar kolesterol LDL dalam darah menurun.

Singkatnya, konsumsi singkong secara teratur dalam diet dapat memberikan manfaat ganda bagi kesehatan jantung. Selain membantu menurunkan tekanan darah melalui kandungan kalium dan magnesiumnya, singkong juga dapat mendukung kadar kolesterol yang lebih sehat, berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

4. Gangguan Pencernaan

Singkong tidak hanya bermanfaat untuk mengobati dehidrasi akibat diare, tetapi juga dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan berkat kandungan pati resisten yang dimilikinya. Pati resisten adalah sejenis karbohidrat yang tidak dicerna oleh tubuh di usus kecil, sehingga bertindak mirip dengan serat ketika mencapai usus besar. Berikut cara singkong membantu meningkatkan kesehatan pencernaan:

a. Memberi Makan Bakteri Menguntungkan di Usus

Pati resisten dalam singkong berfungsi sebagai prebiotik, yang memberi makan bakteri baik atau probiotik dalam usus. Bakteri menguntungkan ini, seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus, memfermentasi pati resisten menjadi asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti butirat. Asam lemak ini membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus yang sehat, yang penting untuk fungsi pencernaan yang optimal.

b. Meningkatkan Pencernaan

Dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, singkong dapat membantu meningkatkan proses pencernaan secara keseluruhan. Usus yang sehat lebih mampu memproses dan menyerap nutrisi dengan baik, serta mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, dan sembelit.

c. Mencegah Sembelit

Karena bertindak mirip dengan serat, pati resisten membantu meningkatkan volume feses dan mempercepat pergerakan usus, yang dapat mencegah atau mengurangi sembelit. Serat membantu melembutkan feses dan meningkatkan gerakan usus yang lebih teratur, sehingga mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh sembelit.

d. Mengatasi Gastritis

Gastritis, atau peradangan pada dinding lambung, dapat diperparah oleh pola makan yang buruk atau bakteri berbahaya. Dengan membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, singkong dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap gangguan lambung seperti gastritis, mengurangi gejala seperti nyeri perut dan iritasi lambung.

e. Mencegah Kanker Usus

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam lemak rantai pendek yang dihasilkan dari fermentasi pati resisten, terutama butirat, memiliki efek anti-inflamasi dan dapat melindungi sel-sel di usus besar dari kerusakan DNA, yang merupakan salah satu faktor risiko berkembangnya kanker usus. Dengan mendukung kesehatan usus yang baik, singkong dapat berperan dalam mengurangi risiko kanker usus dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, singkong adalah sumber makanan yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Dengan kandungan pati resisten yang bertindak seperti serat, singkong membantu menjaga mikrobiota usus yang sehat, mencegah sembelit, mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti gastritis, serta mendukung kesehatan usus besar untuk mencegah kanker usus.

5. Risiko Beberapa Jenis Kanker

Menurut Health, singkong adalah sumber yang kaya akan vitamin C dan folat, yang keduanya memberikan manfaat penting bagi kesehatan, terutama dalam hal perlindungan sel dan pencegahan penyakit. Berikut penjelasan mengenai masing-masing nutrisi dan dampaknya:

a. Vitamin C

  • Antioksidan Kuat: Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang kuat dalam tubuh, melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Kerusakan oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan pada DNA, protein, dan lipid. Ini sering berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk kanker.
  • Pengurangan Risiko Penyakit: Mengonsumsi makanan kaya vitamin C, seperti singkong, dapat mengurangi risiko beberapa kondisi kesehatan. Sebuah tinjauan yang menganalisis 57 penelitian menemukan bahwa asupan vitamin C yang lebih tinggi terkait dengan insiden kanker tertentu yang lebih rendah. Beberapa kanker yang disebutkan dalam tinjauan tersebut meliputi:
  • Kanker Payudara: Vitamin C dapat membantu melindungi jaringan payudara dari kerusakan sel dan inflamasi yang terkait dengan perkembangan kanker.
  • Kanker Lambung: Asupan tinggi vitamin C dikaitkan dengan perlindungan terhadap kerusakan lambung dan dapat mengurangi risiko kanker lambung.
  • Kanker Pankreas: Vitamin C dapat membantu menjaga kesehatan pankreas dan mengurangi peradangan, yang berpotensi mengurangi risiko kanker pankreas.
  • Kanker Prostat: Mengonsumsi cukup vitamin C dapat membantu melindungi kesehatan prostat dan menurunkan risiko kanker prostat.

b. Folat

  • Peran Penting dalam Pertumbuhan dan Perkembangan: Folat, juga dikenal sebagai vitamin B9, sangat penting untuk sintesis DNA dan RNA serta dalam proses pembelahan sel. Ini membuatnya sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel, terutama selama masa kehamilan.
  • Perlindungan terhadap Kanker: Seperti vitamin C, folat juga memiliki peran dalam mengurangi risiko kanker. Folat membantu memastikan bahwa sel-sel membelah dengan benar, yang dapat mencegah mutasi genetik yang dapat menyebabkan kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan folat yang cukup dapat mengurangi risiko kanker tertentu, meskipun hasilnya bisa bervariasi tergantung pada jenis kanker dan faktor individu lainnya.

Konsumsi singkong yang kaya vitamin C dan folat dapat memberikan perlindungan seluler yang kuat dan mengurangi risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk beberapa jenis kanker. Dengan memasukkan singkong dalam pola makan yang seimbang, individu dapat memanfaatkan manfaat nutrisi ini untuk mendukung kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit.

6. Penyakit Kardiovaskular

Singkong adalah sumber makanan yang kaya akan serat, yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, terutama dalam hal pengurangan kolesterol dan pencegahan penyakit kardiovaskular. Berikut penjelasan mengenai cara serat dalam singkong berkontribusi terhadap kesehatan jantung:

a. Mengurangi Penyerapan Lemak

Serat yang terkandung dalam singkong membantu mengurangi penyerapan lemak di saluran pencernaan. Ketika serat dicerna, ia membentuk gel yang dapat mengikat lemak dan kolesterol, sehingga menghambat penyerapan keduanya ke dalam aliran darah. Hal ini membantu menjaga kadar lemak dalam tubuh tetap rendah, yang sangat penting untuk kesehatan jantung.

b. Mengurangi Kolesterol LDL

Serat memiliki peran penting dalam menurunkan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein), yang sering disebut sebagai kolesterol jahat. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang berkontribusi pada kondisi seperti aterosklerosis. Dengan mengurangi kolesterol LDL, serat membantu menjaga pembuluh darah tetap bersih dan elastis, yang mengurangi risiko penyakit jantung.

c. Mencegah Penyakit Jantung

Dengan menurunkan kadar kolesterol LDL, mengurangi penyerapan lemak, dan menjaga kesehatan arteri, konsumsi serat dari singkong dapat berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit jantung, termasuk:

  • Serangan Jantung: Penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh penyumbatan arteri dapat dicegah dengan pola makan yang tinggi serat, yang membantu menjaga aliran darah yang sehat.
  • Aterosklerosis: Penyakit ini terjadi ketika plak menumpuk di arteri, menyebabkan penyempitan dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Serat dapat membantu mencegah kondisi ini dengan mengurangi penumpukan kolesterol dalam arteri.
  • Stroke: Kadar kolesterol yang terkontrol dan arteri yang sehat membantu mengurangi risiko stroke, yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak.

Dengan mengandung serat dalam jumlah besar, singkong tidak hanya membantu mengurangi penyerapan lemak dan menurunkan kadar kolesterol LDL, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan jantung secara keseluruhan. Menyertakan singkong dalam pola makan yang seimbang dapat membantu mencegah berbagai penyakit kardiovaskular, menjaga kesehatan arteri, dan meningkatkan kesejahteraan jangka panjang.

7. Obesitas

Singkong adalah sumber yang kaya akan pati dan serat resisten, dua nutrisi yang memiliki peran penting dalam pengaturan rasa kenyang dan nafsu makan. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana komponen ini dapat membantu dalam penurunan berat badan:

a. Pati Resisten

  • Pati Resisten adalah jenis karbohidrat yang tidak sepenuhnya dicerna oleh tubuh di usus kecil. Alih-alih diserap sebagai glukosa, pati resisten melewati saluran pencernaan ke usus besar, di mana ia dapat difermentasi oleh bakteri baik. Proses ini menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan metabolisme dan mengurangi peradangan.
  • Pengaruh Terhadap Kenyang: Karena pati resisten tidak dicerna dengan cepat, ia memperlambat proses pencernaan. Hal ini dapat meningkatkan rasa kenyang dan meminimalkan rasa lapar. Ketika seseorang merasa kenyang lebih lama, mereka cenderung mengonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari, yang dapat berkontribusi pada penurunan berat badan.

b. Serat

  • Serat: juga berfungsi untuk memperlambat pencernaan, memberikan waktu lebih lama bagi tubuh untuk memproses makanan. Serat membantu membentuk gel di saluran pencernaan, yang mengisi lambung dan memberi sinyal ke otak bahwa tubuh sudah cukup makanan.
  • Mengurangi Nafsu Makan: dengan menambah volume makanan tanpa menambah kalori secara signifikan, serat membantu mengurangi nafsu makan. Ketika makanan yang kaya serat dikonsumsi, tubuh merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk ngemil atau makan berlebihan.

c. Kontrol Gula Darah

Makanan yang kaya pati resisten dan serat cenderung memiliki indeks glikemik yang lebih rendah. Ini berarti bahwa mereka tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat, yang sering kali diikuti dengan penurunan yang drastis dan bisa memicu rasa lapar kembali. Dengan menjaga kadar gula darah stabil, singkong membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah makan berlebihan.

d. Dukungan Terhadap Program Diet

Singkong yang diolah dengan cara yang sehat, seperti direbus atau dikukus, dapat menjadi tambahan yang baik dalam program diet. Kombinasi pati dan serat dalam singkong membuatnya menjadi pilihan makanan yang mengenyangkan dan bergizi, mendukung upaya penurunan berat badan secara alami.

Dengan kandungan pati dan serat resisten yang tinggi, singkong dapat berkontribusi pada penurunan berat badan dengan cara meningkatkan rasa kenyang, mengurangi nafsu makan, dan membantu mengontrol kadar gula darah. Menyertakan singkong dalam pola makan seimbang dapat menjadi strategi efektif bagi mereka yang ingin mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun