Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satria Unggul, Dosen UM Surabaya Tembus Forum HAM Dunia di Oslo

6 September 2025   10:59 Diperbarui: 7 September 2025   20:32 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satria Unggul Wicaksana Prakasa di depan Kamppus Universitas Oslo, Norwegia. Foto: Dok/Pri

Diskusi tentang perubahan iklim (climate change) dan artificial intelligence (AI) dikaitkan dengan persoalan HAM, menghadirkan wacana baru bahwa hak asasi manusia tidak hanya bicara tentang kebebasan sipil atau politik, tetapi juga tentang masa depan peradaban.

"Bayangkan, kita duduk bersama orang-orang dari berbagai belahan dunia. Dari Afrika yang menghadapi problem migrasi, Asia yang tengah berjuang dengan isu kebebasan sipil, hingga Amerika Latin yang banyak bicara soal demokrasi dan kesenjangan. Semua membawa cerita dan perspektif masing-masing. Itu membuat diskusi sangat hidup," kata Satria.

***Satria Unggul 

Satria Unggul Wicaksana Prakasa. Foto: Dok/Pri
Satria Unggul Wicaksana Prakasa. Foto: Dok/Pri

Di ruang kelas NCHR, para peserta tidak hanya mendengar kuliah dari profesor-profesor hukum internasional, tetapi juga terlibat dalam debat, presentasi, dan simulasi kasus.

Bagi Satria, pengalaman ini membuka cakrawala baru: bagaimana sebuah isu global bisa dimaknai secara berbeda tergantung konteks regional dan sejarah masing-masing negara.

Partisipasi dalam kursus internasional ini, menurut Satria, sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Dia menilai, situasi HAM di Tanah Air sedang berada dalam fase yang menantang, dengan berbagai persoalan mulai dari kebebasan sipil, penegakan hukum, hingga dampak perubahan iklim yang dirasakan masyarakat kecil.

"Isu human rights harus jadi concern bersama. Kondisinya cukup berat, sehingga kita perlu terus memperkuat kapasitas akademik dan advokasi," ujarnya.

Pengalaman di Oslo menjadi semacam "recharge" bagi Satria. Dia pulang dengan energi baru untuk mengajarkan, meneliti, dan mendorong isu HAM agar lebih mendapat perhatian di lingkungan akademik maupun publik.

Lebih dari itu, keterlibatan dosen UM Surabaya dalam kursus ini membuka pintu kolaborasi dengan universitas dan lembaga internasional. Satria menuturkan bahwa sudah ada pembicaraan awal dengan pihak Universitas Oslo untuk menginisiasi riset kolaborasi dan program pemantauan HAM bersama.

"Ini bukan hanya sekadar kursus yang selesai begitu saja. Ini adalah entry point bagi UM Surabaya untuk lebih aktif dalam percakapan global," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun