Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tahun Politik dan Memudarnya Tali Persahabatan

24 Februari 2023   21:25 Diperbarui: 27 Februari 2023   18:17 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pamornya tak kalah dengan sederet penyanyi perempuan legendaris lainnya. Sebut saja, Diana Ross, Whitney Houston, Barbra Streisand, Natalie Cole, dan Mariah Carey.

Suatu ketika, tahun 2000, Dionne Warwick tampil di Jakarta. Saya sejatinya kebelet nonton. Namun setelah tahu tiketnya mahal, plus butuh biaya akomadasi yang gak sedikit, saya urungkan niat.

Saat itu, saya berharap ada televisi yang mau menyiarkan konser Dionne Warwick. Sehingga bisa memenuhi dahaga untuk mendengarkan suaranya. Namun ternyata tidak ada.

Yang beruntung teman saya, namanya Wenny Bukamo. Waktu itu, ia menjabat anggota DPRD Kota Surabaya. Seorang anggota TNI Angkatan Udara. Bergabung di Fraksi TNI/Polri. Tahun 1999-2004, militer dan polisi masih diperbolehkan duduk di legislatif.

Wenny menyaksikan konser Dionne Warwick di Jakarta. Dia mengaku sangat terhibur. Hampir sepanjang konser dia merasakan kesyahduan, dadanya berdebar, dan sesekali air matanya meleleh.

 
***


Hari-hari ini, saya lagi banyak membatin. Mengamati gelagat kawan-kawan di tahun politik. Melihat keriuhan dan gairah mereka jelang digelarnya pesta demokrasi yang bakal berlangsung pada 2024 mendatang.

Atmosfer dukung mendukung mulai berasa. Kian hari kian berasa menghangat. Meski belum satu pun pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang sudah direkom maju Pilpres 2024.

Jujur, saya menjadi cemas bila teringat peristiwa masa sebelumnya. Melihat atmosfer jelang perhelatan pesta demokrasi. Di mana persepsi publik terhadap urusan politik acap terbelah.

Dampaknya cukup serius. Karena perdebatan panjang itu, dengan diimbuhi pemihakan, nyatanya berpengaruh dalam urusan pertemanan atau persahabatan.

Buntut preferensi politik, persahabatan pun menjadi retak. Muncul friksi-friksi. Dari kecil, lalu melebar, mendalam, dan membesar. Seperti jalan rusak yang dibiarkan tanpa perbaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun