Aku membayangkan bakal muncul kejadian aneh yang sungguh tak ingin kulihat. Seperti apa wujud makhluk menyeramkan itu, berikut bentuk serah terimanya?
Aku melihat sekeliling ruangan dengan debar jantung tak beraturan. Menahan kecemasan dengan ketidaksabaran. Aku bersandar di kursi beberapa saat, namun tak ada hal aneh yang kulihat.
Lama kuterdiam, hingga entah dari mana datangnya, nalarku lantas menuntun untuk memberontak. "Ah sungguh celaka manusia seperti aku ini, yang diciptakan Tuhan sebagai umat terbaik, tapi begitu lemah di hadapan jin."
Tubuhku tiba-tiba berasa hangat. Kuusap keringat yang mengembun di dahi. Batinku menuntun untuk segera mengakhiri kepanikan. Kuraih Alquran yang tergeletak di rak meja belajar. Entah lembar ke berapa yang kubaca, tapi yang kuingat surat Al Baqarah. Aku membacanya perhalahan dengan suara agak keras, kuperhatikan makhrajnya, tartilnya. Â
Bacaanku mulai malemah, mataku tiba-tiba berasa berat. Aku merasakan sangat sunyi hingga kemudian terjaga saat kumandang adzan subuh dari musala sebelah rumah. Kupandangi tasbih itu masih tergeletak di lantai, tanpa bergeser secenti pun. (*) Â Â Â Â