Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumpeknya Terlilit Utang buat Modal Usaha

9 Agustus 2020   14:04 Diperbarui: 9 Agustus 2020   18:30 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto:theparticipanteffect.com

Lantas, teman saya melanjutkan, bagaimana dengan pengunjung? Apakah sewa stan yang murah karena pasar tersebut sepi? Sehingga manajemen berniat meramaikan pasar tersebut dengan memberi diskon sewa besar-besaran? Nilainya jauh di bawah harga normal, bahkan di bawah harga stan di pasar-pasar lain? Bukankah lebih baik sewa stan agak mahal tapi pasar sudah jadi alias banyak pembeli?

Saya agak "tersenggol" dengan pertanyaan tersebut. Karena harga pasaran sewa stan di sana sebelumnya relatif tinggi. Untuk ukuran 3x2 meter persegi, harganya bisa puluhan juta rupiah. Karena bangunan di pasar tersebut relatif baru dan bagus.  

Saya juga mendapat informasi, sebelumnya sudah beberapa pedagang yang buka di lantai 2 Pasar Kapas Krampung. Bahkan sebagian besar mereka bukan menyewa, melainkan membeli stan. Hanya lantaran sepi pengunjung, aktivitas mereka menyusut. Banyak yang ogah-ogahan melanjutkan jualan hingga menutup stannya.
 
Lha, apakah sewa stan murah karena pengunjung sepi? Ya, sangat beralasan. Meski tidak disampaikan terbuka oleh manajemen pasar, namun saya pun bisa mengamini premis tersebut. Manajemen pasar memberikan tenggat waktu lama agar bisa meramaikan pasar.  
 
"Namun, bukankan usaha butuh perjuangan. Termasuk meramaikan pasar ini?" begitu saya beralasan.

Saya juga menyatakan masih optimistis bisa! Karena ada banyak teman, terutama pedagang dari Pasar Kapasan yang akan membantu. Mereka kan punya pelanggan, pasti akan berbondong-bondong datang belanja di sini. Tak hanya itu, manajemen pasar menjanjikan akan melakukan promosi besar-besar untuk mendatangkan pengunjung. Baik event maupun diskon belanja.

***

Saya mendapat tawaran mengajukan kredit usaha dari salah satu BUMN. Bungannya 6 persen per tahun. Jaminannya cukup BPKB motor. Maksimal pengajuan kredit Rp 75 juta. Untuk pengajuannya kami harus mengisi form berlembar-lembar. Dari awal merintis usaha, perhitungan pendapatan, target, dan seterusnya. Setelah menyerahkan form itu, dilakukan survei.

Tawaran serupa juga diberikan kepada beberapa pedagang lain di Pasar Kapas Krampung. Kami akhirnya mengambil kredit tersebut. Tahap awal, kami diperbolehkan mengambil kredit paling tinggi Rp 50 juta. Cicilannya sekitar Rp 2,3 juta sebulan. Jika bisa melunasi, bisa mengambil kredit lagi paling tinggi, yakni Rp 75 juta.

Serasa mendapat suntikan untuk modal, saya makin bersemangat. Membesarkan usaha. Saya pakai separo kredit tersebut. Untuk memasok barang, biaya operasional, dan lainnya. Sisanya saya tetap simpan di tabungan.

Enam bulan, saya merasa tak ada "beban" membayar cicilan atau utang. Secara rutin rekening terpotong setiap bulannya melalui autodebet. Itu sesuai kesepakatan awal saat penandatangan akad kredit.

Namun sesudahnya mulai berat. Pasalnya, kondisi pasar tak kunjung bergairah. Beberapa program sempat diujicobakan. Salah satunya membuat grosir malam. Ada pertumbuhan, tapi tidak bisa bertahan lama. Begitu pun dengan program pedagang baru yang memberikan opsi bisa menyewa stan sekaligus mendapat barang dagangan. Program ini hanya bertahan beberapa bulan saja.

Waktu itu, saya juga baru sadar, jika punya usaha itu harus bisa dikontrol. Tidak bisa hanya percaya begitu saja pada orang lain. Karena hasilnya pasti tidak akan maksimal. Bahkan bisa merugi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun