So, agaknya mulai terbuka, jika penanganan banjir di Surabaya memang disiapkan sejak lama. Jauh-jauh hari. Jika setiap hujan deras ada genangan, itu tak bisa dilepaskan dari faktor cuaca. Hanya, ketika surutnya bisa diatasi dalam hitungan jam, hal itulah yang kemudian melahirkan penilaian positif mayoritas publik.
Isu Surabaya tenggelam tak terdengar nyaring lagi. Bahkan lamat-lamat "musnah". Dari situ kita bisa lihat kualitas pemimpin. Yang memiliki integritas, paham detail masalah, dan memiliki kepiawaian membangun daerah yang dipimpinnya.
Bak konduktor dalam sebuah orkestra, dia mampu mengatur dinamika, tempo, artikulasi, frase, repetisi, dan preparasi.
Isu Surabaya tenggelam nyaris "diserempetkan" ke ranah politik. Menyeret nama Risma yang kini menjadi media darling terkait kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2022. Beruntung, publik tak terkecoh. Bisa membedakan mana loyang, mana besi. Mana bukti, mana janji. (agus wahyudi)