Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu Cerita di Tahun Lama yang Sampai di Tahun Baru

3 Januari 2016   03:33 Diperbarui: 3 Januari 2016   14:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kamu yang hari raya, banyaknya makanan di rumahmu, malah bertamu ke rumahku, pagi-pagi minta sirup ke sini. Lebaran kami masih jauh. Bagaimana, sih?”

“Kejutan awal tahun, Gul. Lumayan untuk senam jantung. Tapi, terima kasih lho, ya, sudah memenuhi permintaanku yang sederhana ini.”

Aku sengaja tidak mau mengatakan bahwa aku harus berkunjung ke rumah Pak Sarwan alias rumahnya Oji karena “disuruh Mama”. Kalau Degul mendengar “disuruh Mama”, bisa tertawa ngakak sambil mengejek aku habis-habisan.

Kemudian, kalau Degul mengisahkan perihal itu ke kawan-kawan di kampung kami, alangkah malunya aku. Terlebih lagi kalau kabar memalukan ini sampai ke telinga Zaenab, hancurlah perjuangan. Masak, sih, belum mendapat sambutan rasa, reputasiku sudah hancur berantakan gara-gara “disuruh Mama”. Oh, jangan sampailah.

“Oh, iya nih! Kamu sudah dapat kabar, belum?”

“Kabar apa, Gul? Kamu juga aneh, pagi-pagi sudah seperti burung saja.”


“Jam enam tadi bapakku ngantar Om Sarwan ke rumah sakit. Jantungnya kumat. Nafasnya seakan payah banget keluar-masuk. Gawatnya parah banget! Oji juga di sana, barusan nelpon aku.”

Aku langsung melongo. Dadaku berdebar-debar.

*******

Panggung Renung – Balikpapan, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun