Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toxic Positivity dari Perasaan Personal hingga Pembajakan Buku

30 Juli 2021   14:31 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:48 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Punya buku berarti bisa belajar dengan lancar. Bisa cepat lulus dan bekerja. Tidak berlama-lama menjadi beban orang tua.

Halah! Itu omong kosong belaka. Toxic positivity.

Pembajakan buku itu ya berarti kecurangan. Menzalimi penulis. Sang penulis mestinya bisa menerima banyak royalti, eh, gara-gara marak pembajakan bukunya ya jadi tak menikmati royalti yang melimpah itu. Royaltinya digarong oleh si pembajak.

Sungguh merupakan toxic positivity yang jahat sekali toh?

***

Demikian sudut pandang saya terhadap toxic positivity. Semoga ada manfaatnya bagi pembaca sekalian. Minimal, Anda semua menjadi tersadarkan bahwa alibi si pembajak buku sesungguhnya merupakan bentuk lain dari toxic positivity. Tepatnya toxic positivity yang jahat sekali kepada penulis.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun