Mohon tunggu...
Agus Tarunajaya
Agus Tarunajaya Mohon Tunggu... Guru - Penulis buku Sejarah, Sosial dan Religi

Hanya seorang laki-laki biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta yang Disibak Angin Hanyalah Sesal di Akhir

2 Mei 2019   01:03 Diperbarui: 2 Mei 2019   02:53 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banyak kulihat wanita cantik, seperti aku melihat surga-neraka, yang penuh keindahan semu. 

Lalu, aku tergoda, terhanyut sampai muara, dengan seribu tanda tanya dalam ingauan;

"Bagaimana aku bisa berpaling ke arah neraka, jika kamu sudah cukup buatku bahagia?"

Katakan saja, Sayang. Bahwa aku bukan siapa-siapa. Kaulah pemenang.

Karena memang nyata adanya, tanpamu aku hanyalah batu karang di lautan

Namun aku tak pernah jemu, tuk selalu dilempar ke dalam surga hatimu

Di pelupuk mata indahmu itu, cintaku bersemayam

Berlari dan sembunyi sekalipun, kan tetap kurindukan

Gempita malam ini, nyanyikan serunai asmara kita 

Tak jemu berbagi bahagia, dan kerap pergi entah ke mana

Tak terperi ujian hidup seorang pengembara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun