Mohon tunggu...
agus sutiadi
agus sutiadi Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Kebijakan Publik, Praktisi Good Governance

Praktisi Good Governance di bidang perencanaan, SDM dan pembiayaan pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesejahteraan Semu ASN

16 Agustus 2022   13:54 Diperbarui: 16 Agustus 2022   14:02 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adanya utang pribadi ASN menunjukkan salah satu bentuk ketidaksejahteraan. Utang dianggap sebagai tidak tercukupinya kebutuhan. Pendapatan lebih kecil dari pengeluaran.  Sebagian kalangan menyebut kesejahteraan tercapai manakala individu memiliki tabungan.  Artinya jika memiliki utang maka ASN belum sejahtera.

Apapun penyebabnya,  angka kematian menunjukan derajat kesehatan yang kurang baik. Demikian pula dengan fenomena utang. Secara teori dengan meningkatnya pendapatan seharusnya derajat kesehatan juga membaik serta memiliki tabungan. 

ASN memiliki biaya yang memadai untuk mengelola kesehatannya termasuk memeriksakan kesehatannya secara rutin.  Dengan angka harapan hidup dibawah rata-rata dipastikan bahwa sebagian ASN tidak meraih kesejahteraan dalam hidupnya.

Kondisi-kondisi ketidaksejahteraan ini  nyata terjadi dan angkanya terus meningkat.  Hal yang belum diketahui oleh calon peserta seleksi ASN.  Para pelamar ASN hanya melihat  kondisi ASN dari luar.  Apalagi pejabatnya. 

Penampilan, rumah, kendaraan, pelayanan adalah hal-hal yang paling mudah dilihat. Para pelamar ASN  harus menyadari bahwa pendapatan bukan segala-galanya untuk meraih kesejahteraan.  Kesejahteraan yang telah digapai sebagian ASN ternyata hanya pseudo welfare atau  kesejahteraan semu.  Sepertinya sejahtera padahal menderita.

Pseudo welfare adalah sebuah fenomena yang umum terjadi, namun belum dapat dijelaskan dengan teori konvensional apapun.  Teori perubahan sosial hanya membahas pseudo welfare dari masyarakat perkotaan bukan dari pelayan publik. Untuk itu perlu digunakan pendekatan lain seperti pendekatan    dengan memiliki core value.

Bapak Ari Ginanjar saat menjelaskan Core Value ASN Berakhlak (2022) memperlihatkan data bahwa 90% ASN masih berkutat pada pemenuhan ego pribadi. Sisanya 10 persen saja yang bekerja untuk nilai nilai yang diyakini dan dan berfokus  memberikan kontribusi pada masyarakat. 

Dengan memahami dan melaksanakan core value  berakhlak akan mengalihkan ASN yang berego pribadi pada upaya memberi kontribusi bagi masyarakat. 

ASN secara individu juga harus memiliki karakter yang baik. (akan dibahas kemudian ) Langkah ini mungkin akan menjadi jawaban bagi ASN untuk pindah dari kesejahteraan semu pada kesejahteraan yang nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun