Public Relation -- Tips Public Speaking Anti Blunder
Buka Mulut, Jangan Panik
Berbicara di depan banyak orang acap kali membuat jantung berdebar lebih kencang dari biasanya. Tidak sedikit yang akhirnya kehilangan kata-kata, salah ucap, atau bahkan salah informasi. Maka dari itu, Public speaking tidak hanya sekadar kemampuan berbicara, tetapi juga seni menyampaikan pesan dengan jelas dan meyakinkan.
Sayangnya, banyak yang terjebak pada kesalahan-kesalahan sederhana yang sebenarnya bisa dihindari. Misalnya Blunder, memberikan statement atau informasi asal yang tidak konsisten. Jangan takut! Dengan sedikit persiapan dan strategi yang tepat, blunder bisa kok dihindari, bahkan diubah menjadi momen yang memperkuat kepercayaan audiens.
Persiapkan Materi dengan Rapi
Kesalahan paling umum adalah tidak benar-benar memahami materi yang akan disampaikan. Menghafal teks mentah-mentah sering kali membuat pembicara terdengar kaku dan mudah panik saat lupa satu bagian.
Lebih efektif jika materi dipahami secara menyeluruh lalu dirangkum menjadi poin-poin penting. Misalnya, saat presentasi tentang strategi pemasaran digital, buat outline seperti, tren terbaru, contoh sukses, dan strategi yang bisa diterapkan. Dengan begitu, alur pembicaraan tetap terarah meski tanpa teks panjang di kepala.
Contoh :
Saat menjelaskan strategi iklan media sosial, tiba-tiba lupa data persentase terbaru. Alih-alih terdiam, pembicara bisa berkata,
"Data terbaru yang saya terima menunjukkan tren ini terus meningkat, dan bisa kita lihat bahwa arah pasar bergerak ke...."
Kuasai Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh yang tidak selaras dengan ucapan sering membuat kita kehilangan esensi dalam menyampaikan sebuah pesan dan informasi. Misalnya, berbicara tentang topik positif namun ekspresi wajah terlihat tegang, atau tangan terlalu sering menyilang di depan dada. Daripada membuat gerakan tubuh yang asal, bisa simak berbagai jenis gerak tubuh agar peserta juga nyaman ketika menyimaknya :
- Posisi berdiri tegak, tidak terlalu kaku namun tetap mantap.
- Kontak mata ke berbagai sudut ruangan, memberi kesan peserta dilibatkan.
- Gerakan tangan natural, cukup untuk mempertegas poin, bukan mengganggu.
- Bahasa tubuh yang tepat membuat pembicara terlihat lebih kredibel dan percaya diri.