Namun, orang yang konsisten akan terlihat dalam jangka panjang. Pimpinan bisa saja terbuai sesaat oleh kata-kata manis, tetapi seiring waktu, ia akan tahu siapa yang benar-benar jujur dan siapa yang pandai bersandiwara.
Di sinilah pentingnya integritas. Kita tidak bisa mengontrol mulut orang lain, tetapi kita bisa mengontrol diri sendiri: untuk tetap berbicara dengan elegan, namun tidak mengorbankan kebenaran.
Penutup: Jangan Jadi Sengkuni di Dunia Nyata
Akhirnya, setiap dari kita memiliki pilihan. Apakah ingin menjadi penyambung lidah yang baik, atau pembisik beracun? Apakah ingin dikenal karena integritas, atau sekadar karena kepandaian berkata manis?
Kita bisa belajar dari kisah pewayangan. Sengkuni terkenal lihai berucap, tetapi justru membawa keruntuhan bagi banyak pihak. Dalam dunia kerja, reputasi kita tidak dibangun dari sugar coating yang berlebihan, melainkan dari konsistensi menjaga kepercayaan.
Maka, jangan takut untuk berbicara apa adanya, selama disampaikan dengan bijak. Jadilah elegan dalam bahasa, tetapi tegas dalam prinsip. Sugar coating boleh, asal tidak melampaui batas. Sebab sekali kita terjebak menjadi bermuka dua, kita bukan hanya mengkhianati orang lain, tetapi juga diri kita sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI