Artikel ke-644 ini membocorkan rahasia kecil yang selalu saya jaga sejak tulisan pertama. Sudahkah Anda menghitung spasi salah satu artikel saya?
Program MBG menghadirkan cerita beragam: di satu sekolah makanan terbuang, di sekolah lain siswa berebut karena kelezatannya.
Leuleus jeujeur, liat tali: bijaksana dan lentur menghadapi gejolak Gen Z agar energi mereka jadi kekuatan perubahan, bukan badai kehancuran.
Perpustakaan bukan hanya gudang buku. Dengan ide kreatif, ia bisa menjadi pusat literasi, teknologi, dan karya siswa.
Sengkuni bangkit di era digital, menyebar hoaks dan memecah belah. Mampukah Laras dan Jatayu, pewaris semangat Werkudara, menggagalkanya?
Di balik layar, tersimpan cerita tentang kuasa dan kebenaran. Kita hanya bisa menunggu, sambil berharap kabut segera sirna.
Pergantian menteri ibarat mengganti pelatih Timnas. Harapan besar muncul, tapi kemenangan hanya lahir jika orang dan sistem berjalan seiring.
Sendirian di balkon, saya menyaksikan gerhana bulan total yang sunyi. Momen ini menunjukan bahwa kegelapan tak selamanya, terang pasti kembali.
Salah bicara bisa jadi badai. Pepatah Sunda ini mengingatkan kita betapa kata-kata tak pernah bisa ditarik kembali.
Kadang momen istimewa tak selalu datang dalam bentuk spektakuler. Bagi saya, ia hadir lewat satu kalimat sederhana dari seorang anak.
Ditinggal suami di usia muda, nenek saya tetap tegar. Kisah survive single parent lintas generasi yang menginspirasi.
Si Eboy, kucing kampung sederhana dan setia. Dari kepala ikan pindang hingga jadi penjaga rumah keluarga.
Di balik peluh dan desakan bus kota tempo dulu, tersimpan wajah kebaikan kecil yang lahir dari budaya kepedulian.
Enaknya punya pejabat? Antara rasa bangga, dan dampak nyata kebijakannya.
Mertua ideal bukan yang menakutkan, melainkan yang mampu menjaga keseimbangan antara cinta, hormat, dan kemanusiaan....
Commuting kami bukan sekadar rutinitas, melainkan ruang keluarga mini tempat obrolan, ide, dan kebersamaan lahir setiap pagi.
Gempa Bekasi dan rapuhnya infrastruktur air. Panen hujan jadi solusi sederhana saat krisis melanda.
Di gang kecil kota Bekasi kami rayakan HUT RI ke-80 dengan do'a, terpal sederhana, dan kebersamaan yang hangat.
Film Merah Putih: One For All terasa "Nyolok Mata Buncelik." Dijual dengan semangat nasionalisme, tapi kualitasnya bikin geleng kepala.
Subang Selatan memperlihatkan praktik ketahanan pangan unik, nanas dan domba saling menopang.