Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menunggu Tak Lagi Membosankan: Menulis di Bengkel Daihatsu Narogong

14 September 2025   17:27 Diperbarui: 14 September 2025   18:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis di sela menunggu, Bekasi/ 13 September 2025.(Sumber: Dokumen Pribadi)

Hal yang membuat saya semakin yakin menggunakan bengkel resmi adalah pemanfaatan teknologi digital. Mulai dari booking service, update pengerjaan, hingga garansi keluhan dua minggu setelah service, semuanya bisa dilakukan via WhatsApp atau aplikasi resmi Daihatsu.

Setiap tahap pekerjaan dikirimkan lewat ponsel saya: dari kendaraan masuk ruang servis, pemeriksaan awal, pengerjaan detail, hingga proses finishing berupa pencucian. Rasanya mirip seperti menunggu paket belanja online. Bedanya, yang saya nantikan bukan barang, melainkan kabar tentang kesehatan "tunggangan" saya.

Bagi saya yang awam soal mesin, ini sangat membantu. Saya bisa memahami kondisi kendaraan tanpa harus ikut turun tangan. Pernah suatu kali saya mencoba saran teman untuk melakukan servis di bengkel umum. Hasilnya? Saya pulang dengan rasa kecewa: perlakuan terhadap kendaraan kurang hati-hati, komunikasi tidak transparan, dan saya pulang dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Dari pengalaman itu, saya menyadari bahwa kenyamanan psikologis sama pentingnya dengan kualitas teknis.

Tentu saja, ini soal pilihan pribadi. Ada orang yang puas mengurus sendiri atau percaya pada bengkel langganannya. Namun bagi saya, bengkel resmi memberi rasa aman yang tak tergantikan.

Menunggu yang Produktif

Proses servis memakan waktu sekitar lima jam, dari pukul delapan pagi hingga satu siang. Waktu yang tidak sebentar jika hanya diisi dengan memandangi layar ponsel. Untungnya, ruang tunggu di bengkel ini menyediakan catu daya dan meja yang cukup privat. Saya membawa laptop, sudah berniat sejak awal untuk memanfaatkan waktu ini.

Sambil sesekali menengok ke bawah melalui dinding kaca, saya tenggelam dalam dunia lain: menulis artikel di Kompasiana. Momen menunggu yang biasanya terasa membosankan, justru berubah menjadi ruang produktif. Saya merasa seperti berada di kafe pribadi, hanya saja pemandangan yang tersaji bukan barista dan mesin espresso, melainkan mekanik dan peralatan bengkel.

Menulis saat menunggu juga memberi saya perspektif baru. Saya jadi faham, banyak waktu yang sering kita anggap "terbuang" sebenarnya bisa menjadi investasi, jika kita mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat. Dalam kasus saya, waktu itu terkonversi menjadi tulisan yang mungkin akan memberi manfaat bagi orang lain.

Refleksi: Menunggu dan Memilih yang Terbaik

Menunggu di bengkel ini bukan sekadar soal servis kendaraan, tapi juga tentang bagaimana kita memilih dan memaknai waktu. Saya memilih bengkel resmi bukan karena gengsi, melainkan karena faktor kenyamanan dan kepercayaan. Saya juga memilih untuk menulis saat menunggu, agar waktu panjang itu tidak terasa sia-sia.

Bekasi sebagai kota padat penduduk tentu punya banyak bengkel. Namun bagi saya, pengalaman di Daihatsu Narogong membuktikan bahwa pelayanan modern yang tertib dan transparan bukan sekadar janji, melainkan kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun