Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lorong Sekolah, Jalan Raya, Sistem yang Butuh Install Ulang

12 September 2025   08:02 Diperbarui: 12 September 2025   15:34 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan murid bahu-membahu menjaga kebersihan sekolah di tengah keterbatasan tenaga kebersihan. (Sumber: Dokumen Pribadi)

Keadaan ini membuat saya merenung.
Sekolah seperti berada dalam lingkaran serba salah:

- Dengan dana yang bebas dikelola, risiko penyalahgunaan tinggi dan kepercayaan masyarakat runtuh.

- Dengan dana yang sepenuhnya dikontrol, sekolah sering kali tidak cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan vital seperti kebersihan.

Guru dan kepala sekolah pun berada di posisi sulit, sering disalahkan ketika situasi memburuk.
Padahal mereka hanya berusaha menjaga kapal agar tidak karam di tengah badai.
Kini, setelah outsourcing tak lagi dibiayai, sekolah benar-benar kehilangan tenaga kebersihan.

Dampaknya terasa jelas: kebersihan merosot, kesehatan siswa terancam, dan guru ikut terbebani.
Sementara di luar sana, para petugas kebersihan yang kehilangan pekerjaan menghadapi PHK yang senyap, tanpa sorotan berita, tanpa teriakan di jalanan.

Benang Merah dengan Demo

Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan gelombang demonstrasi melanda berbagai kota.
Orasi menggema, spanduk terangkat, dan ribuan orang turun ke jalan yang kalau simpulkan berupa "17+8 tuntutan rakyat." Diantaranya menuntut pencegahan PHK massal serta kesejahteraan guru.

Di layar televisi, saya melihat wajah-wajah penuh harapan dan kemarahan, ternyata ada benang merah yang menghubungkan semuanya:

- Pekerja yang turun ke jalan mewakili nasib tenaga outsourcing seperti Udin, yang kehilangan pekerjaan tanpa suara,

- guru yang disebut dalam tuntutan demo mewakili dunia pendidikan, yang sering dijadikan simbol, tetapi jarang benar-benar diperjuangkan kesejahteraannya,

- dan sekolah kami hanyalah miniatur dari masalah bangsa yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun