Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Antara Aku dan Jam Tua

13 April 2024   23:32 Diperbarui: 23 April 2024   14:38 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Di dalam rumah peninggalan orang tua kami, terdapat sebuah jam dinding yang telah menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami sejak zaman kami kanak-kanak. Saat ini saya berusia lima puluh tahun, jam itu masih tegak berdiri dengan gagah di dinding, setia menunjukkan waktu dengan akurasi yang tajam. Suara khasnya mengumandangkan melodi yang akrab masih mengisi ruangan setiap kali jarum jam menunjuk tepat pada pukul dua belas.

Setiap kali melihat jam itu, mengingatkan akan jejak waktu yang telah kami lalui bersama, dari kebahagiaan hingga kesedihan, dari tawa hingga air mata.

Jam dinding itu menjadi saksi bisu dari berbagai momen berharga dalam hidup keluarga. Ia menyaksikan tawa riang anak-anak yang bermain riang di sekelilingnya, serta menyaksikan tangisan dan pelukan di tengah-tengah kesedihan dan kesulitan. Seiring waktu berlalu, jam itu menjadi simbol kebersamaan, kekuatan, dan keteguhan dalam menghadapi segala cobaan kehidupan.

Keberadaan jam dinding itu mengajarkan kami sebuah pelajaran berharga tentang arti kesetiaan dan keteguhan dalam menjalani hidup. Meskipun berada di antara segala perubahan dan tantangan, jam itu tetap setia pada fungsinya, tak pernah berhenti mengingatkan kami akan berlalunya waktu. Ia mengajarkan kami untuk tetap teguh dan bersikap adil di tengah-tengah segala keadaan, seperti yang selalu dilakukannya.

Ketika kami melihat jam dinding itu, kami juga melihat cerminan dari hubungan keluarga yang kokoh dan penuh kasih sayang. Setiap detik yang berlalu di sekitar jam dinding itu menjadi pengingat akan nilai-nilai yang kami anut sebagai keluarga. Kesetiaan, saling menghargai, dan dukungan tanpa syarat. Kami belajar untuk menjaga satu sama lain sebagaimana jam dinding itu menjaga waktu, dengan penuh kepercayaan dan ketulusan.

Penulis berbaju belang dokumen keluarga
Penulis berbaju belang dokumen keluarga
Jam dinding itu juga mengajarkan kami tentang pentingnya setiap detik yang berlalu. Di balik keadaan yang mungkin sulit, ia selalu mengingatkan kami untuk menghargai setiap momen yang kami miliki bersama. Karena pada akhirnya, waktu adalah harta yang paling berharga yang dapat kita miliki, dan setiap detik yang terlewati tidak akan pernah kembali.

Baca juga: Mudik ke Bandung

Seiring waktu berjalan bersama jam dinding warisan itu, kami belajar untuk senantiasa sadar akan waktu dan realita. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan untuk menciptakan kenangan baru, menunjukkan kasih sayang pada orang-orang terdekat, dan mensyukuri setiap anugerah kehidupan.

Jam dinding warisan itu adalah simbol dari kehidupan yang penuh makna dan kebersamaan. Ia mengajarkan kami untuk menghargai masa lalu, menghormati masa kini, dan merencanakan masa depan dengan baik.

Saat ini, ketika kami menatap jam dinding itu, kami melihat cerminan perjalanan hidup, dari masa lalu hingga saat ini, dan kami merasa bersyukur atas setiap momen yang telah kami lewati bersama.

Jam dinding itu mengingatkan kami akan kekuatan keluarga, nilai-nilai yang kami anut, dan pentingnya menghargai setiap detik yang berlalu. Dari jam dinding itu, kami menemukan inspirasi untuk terus melangkah maju dalam hidup dengan penuh harapan dan keberanian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun