Mohon tunggu...
Agus Susanto
Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

Instruktur Komputer Facebook : facebook.com/agusmaxi. Twitter : @aguscedar. Instagram : @aguscedar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Gagap Menatap Perubahan

18 November 2017   07:04 Diperbarui: 21 November 2017   08:49 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.wikihow.com/images/thumb/f/f0/Chill-Step-11.jpg/aid451977-v4-728px-Chill-Step-11.jpg

Ketika banyak negara di dunia berlomba untuk meningkatkan daya saing negaranya melalui sektor andalan yang di miliki, sementara kita masih bingung dan gagap dengan konsep apa yang di pilih ? Lalu posisi kita ada dimana ?

Kalau harus bersaing di sektor produksi, sepertinya kita akan sulit bersaing dengan negara produsen yang sudah mapan. Jepang sudah mapan dengan industri otomotifnya, Tiongkok lebih ekstrim lagi dia menyasar hampir semua sektor produksi dengan harga murah dan berkualitas. Kalau industri digital dan manufaktur siapa sih yang berani bersaing dengan Amerika Serikat.

Mari kita tengok negara tetangga, Singapura sudah jelas posisinya dia menjadi hub perdagangan barang di Asia. Malaysia sudah istiqomah menggarap industri jasa dan pariwisata berbasis syariah. Thailand industri pariwisata dan pertanian sudah jadi fokus andalannya sejak dulu, Vietnam menjelma menjadi perempuan cantik yang bisa merayu banyak investor untuk mendirikan usahanya di sana.

Kalau di masa lalu APBN kita banyak ditopang oleh sektor migas dan sebagian kecil non migas. Tapi, sekarang harus diakui ketergantungan APBN kita terhadap sumber pemasukan dari Pajak dan hutang sudah tak terelakkan lagi, kalau sudah seperti ini, mau apa lagi ?

Yang paling miris sebenarnya gagalnya kita dalam menangkap peluang dan memprediksi masa depan. Banyak sumber daya alam yang mestinya bisa diolah demi kesejahteraan, di sedot habis oleh perusahaan asing, sisanya masih dikuasai mereka dan justru kita yang bernegosiasi untuk memilikinya kembali. Pendidikan kita juga masih berkutat pada masalah kurikulum yang nggak selesai - selesai, sementara negera lain sudah siap dengan model pendidikan yang lebih mengakomodir tantangan global.

Ketika NASA sibuk dengan potensi antariksa dan potensi kehidupan lain selain di bumi, Google dan Tesla menyiapkan mobil otonom, Facebook sudah menyiapkan Teknologi Virtual reality, Tiongkok dengan industri pesawat C919, UEA dan Dubai dengan pariwisata kelas dunia, dan bahkan Arab Saudi pun telah menyiapkan visi 2035.

Tapi, okelah itu khan negara lain. Tapi kita khan punya potensi anak muda yang kreatif, yang bisa mengekplore sebuah peristiwa menjadi sebuah suguhan meme, bahan olok - olokan dan menjadi viral. Sepertinya potensi membangun industri nyiyir sangat potensial, karena bakat alamiah sudah ada dan potensi pasarnya pun jelas. Gimana tertarik untuk menggarapnya ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun