Mohon tunggu...
Michaerden
Michaerden Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Target Ramadan dan Gagap dalam Menemukan "Work Life-Balance"

12 Maret 2024   06:16 Diperbarui: 12 Maret 2024   10:48 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Confessions of a Ramadan Rookie | The New Yorker 

Target bisa dibilang salah satu kosa kata terbaik dalam bahasa, sebab korelasi target dengan perkembangan itu sangat nyata. Meski demikian, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang justru sering meremehkan target, mereka lebih memilih hidup seimbang dengan menerima semua yang terjadi saat ini. 

Dari sanalah muncul beberapa istilah baru, termasuk work-life balance, yang sesuai dengan terjemahan di  mana semua aspek untuk urusan kerja dan kehidupan harus seimbang. Tak bisa dibantah bukan sesuatu yang mudah untuk ke sana, tetapi justru karena sulit sebagian orang, terutama sebagian besar dari anak muda, mereka betulan mengincar kehidupan demikian.

Sebagai bagian dari anak muda, jujur kurang bisa memahami konsep ini. Dibandingkan dengan mencari keseimbangan, kami lebih percaya dengan target, meski tak semua berhasil dan tak semua masuk ke dalam target, tetapi konsep penargetan ini lebih nyata, di mana kamu cuma butuh untuk bekerja lebih keras untuk menerima lebih banyak. Memang tidak berlaku untuk semua hal, tetapi tidak ada yang salah dengan bekerja lebih keras.

Di lain sisi, ramadan datang lagi, entah bagaimana pasti ide pertama muncul untuk memikirkan tentang target. Meski, tidak jarang juga kita melupakan target di tengah perjalanan, sama seperti melupakan target ramadan tahun lalu, atau bahkan target tahun baru kemarin. Terlepas dari itu semua, kami masih senang untuk memikirkan tentang target, di sini akan ditulis tentang itu.

Mencoba puasa sebulan penuh

Salah satu dampak negatif dalam kehidupan mahasiswa di tengah kota, terlalu banyak godaan di sana. Bukan cuma dari luar ruangan di tengah terik panas matahari, tetapi juga dalam ruangan di mana cuma bisa menonton "kesegaran" di depan mata.

Di samping itu, kesulitan untuk bangun sahur juga masih menjadi masalah, memang semua orang bisa berpuasa tanpa sahur dengan niat, tetapi harus diakui niat kami yang tidak kuat. Dari sini masalah dimulai, sebab tanpa kesempurnaan selalu ada kekurangan di sana, rasa bersalah itu cukup mengganggu momen perayaan hari raya. 

Meski, masih tersimpan keraguan di sana. Target berpuasa sebulan penuh ini tetap akan kami gantungkan di sana, dalam niat awal. Tentu, harapan untuk tahun depan, tidak akan ada lagi target seperti ini, tidak ada beberapa alasan, dan terpenting selalu diberikan kesehatan.

Syria Street Anthem Tells President: 'Come on Bashar, Leave' - The New York Times (nytimes.com) 
Syria Street Anthem Tells President: 'Come on Bashar, Leave' - The New York Times (nytimes.com) 

Belajar bahasa baru

Sebagai bagian dari mahasiswa ilmu budaya, kami betulan mencintai bahasa, kalau memungkinkan akan sangat menyenangkan untuk bisa semua bahasa. Namun, kita semua sepakat dengan berbagai kebutuhan, juga keterbatasan waktu hidup, tidak akan mungkin. Mumpung berada dalam ramadan, kami berpikir untuk belajar bahasa Arab.

Kita semua tahu bahasa Arab tidak memiliki kaitan dengan bahasa dalam Islam, bahkan realita di lapangan bahasa yang digunakan dalam al Quran jauh berbeda. Terdapat terlalu banyak perbedaan seperti konjugasi, grammar, atau bahkan kosa kata dalam sana. Namun, rasa ingin tahu ini masih cukup tinggi untuk dipenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun