Mengapa jauh melangkah, mengapa tak kembali ke tempat sendiri?
Namun, jalan pulang itu terlalu terang untuk diabaikan,
Sebuah magnet tak kasat mata yang menarik tanpa perlawanan.
Kulewati lautan awan, pegunungan mimpi yang menjulang tinggi,
Menghirup udara kebebasan, meski pedih dan penuh misteri.
Ribuan mil kujelajahi, hanya dengan bekal sayap dan nama,
Demi sehelai ketenangan, demi satu tatapan tanpa dusta dan drama.
Jalan yang berliku, yang penuh aral dan duri tersembunyi,
Semua kuterima sebagai harga untuk sebuah titik temu abadi.
Dan kini, setelah lelah menderu, setelah jauh berkelana,
Sayapku melambat, getarannya berubah menjadi nada.