Mohon tunggu...
AGUS SJAFARI
AGUS SJAFARI Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN FISIP UNTIRTA, KOLOMNIS, PEMERHATI MASALAH SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

Mengajar, menulis, olah raga, dan seni khususnya main guitar dan nyanyi merupakan hoby saya.. topik tentang sosial, politik, dan pemerintahan merupakan favorit saya..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Urbanisasi dan Desa yang Terpinggirkan

5 Mei 2024   11:54 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:28 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Urbanisasi (KOMPAS/HERYUNANTO)

Dengan demikian tidak ada harapan lagi bagi orang desa untuk berlama -- lama tinggal di desa dan semakin tergiur untuk segera meninggalkan desanya menuju ke kota.

Dengan demikian diperlukan redesaining (penataan kembali) perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari desa. Artinya pola pembangunan daerah ke depan sudah saatnya dibuat terbalik, yang semula dimulai dari kota yang selanjutnya berorientasi ke desa artinya pembangunan yang semula dari tengah menuju ke pola pembangunan dari pinggiran mengarah ke kota. 

Hal ini untuk menunjukkan perimbangan arah pembangunan daerah yang tidak semata urban development oriented (pembangunan berorientasi perkotaan) melainkan mengarah kepada rural development oriented (orientasi pembangunan pedesaan). 

Kalaupun perubahan orientasi pembangunan daerah tersebut tidak dapat dilakukan secara ekstrim, dapat juga dimulai dari membangun kota -- kota penyanggah di sekitar wilayah pedesaan, dimana kota penyanggah tersebut akan memberikan kontribusi sosial ekonomi kepada desa -- desa yang ada di sekitarnya.

Pada akhirnya problematika urbanisasi ini memiliki faktor -- faktor yang sangat kompleks dan tidak berdiri sendiri, terdapat faktor -- faktor yang sifatnya struktural namun juga terdapat faktor yang sifatnya struktural. 

Faktor -- faktor yang sifatnya struktural lebih berhubungan dengan desain pembangunan daerah itu sendiri, sedangkan faktor -- faktor yang sifatnya kultural lebih banyak berhubungan dengan sistem nilai dan perilaku dari manusia yang ada di desa itu sendiri.


Kedua faktor tersebut harus segera dipecahkan sehingga dapat meminimalisir desakan urbanisasi yang bersifat massif tersebut. Dengan demikian penduduk di perkotaan menjadi sejahtera, demikian juga penduduk di pedesaan juga menjadi sejahtera.

*Penulis adalah Dosen FISIP Untirta & Pemerhati Masalah Sosial Pemerintahan        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun