Mohon tunggu...
AGUS SJAFARI
AGUS SJAFARI Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN FISIP UNTIRTA, KOLOMNIS, PEMERHATI MASALAH SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

Mengajar, menulis, olah raga, dan seni khususnya main guitar dan nyanyi merupakan hoby saya.. topik tentang sosial, politik, dan pemerintahan merupakan favorit saya..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Urbanisasi dan Desa yang Terpinggirkan

5 Mei 2024   11:54 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:28 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Urbanisasi (KOMPAS/HERYUNANTO)

Kota besar sangatlah menggiurkan bagi sebagian besar penduduk desa yang sudah bosan dengan kemiskinan di desanya. Anggapan lebih mudah menjadi orang kaya di kota dibandingkan di desa menjadi "mimpi indah" tersendiri bagi penduduk  desa. 

Fenomena mudik lebaran yang disertai dengan perilaku memamerkan kesuksesan orang -- orang yang berkarir di kota menjadi pemicu penduduk desa untuk berbondong -- bondong mengadu nasib di kota besar.

Kesenjangan antara kota dan desa juga menjadi daya dorong yang kuat bagi penduduk desa ke berbagai kota besar. Kemiskinan yang masih sangat tinggi di desa menjadikan penduduk desa sangat sulit untuk bertahan di desa. 

Anak -- anak muda di desa tidak tahan untuk menjadi petani di desa, dikarenakan menjadi petani di desa tidak memberikan jaminan kehidupan ekonominya menjadi lebih baik. 

Tidak mengherankan apabila kemiskinan penduduk masih terpusat di pedesaan. Hal ini ditunjukkan dengan data BPS Tahun 2023 yang menunjukkan persentase penduduk miskin mencapai sebesar 9,36% atau mencapai 25,9 juta orang masih terkonsentrasi di desa.

Sulitnya mencari pekerjaan di desa menjadi problematika tersendiri di desa, bagi penduduk desa yang terdidik minimal sudah berpendidikan SMA ke atas, mereka tertantang untuk menuju kota guna mengadu peruntungan di kota.


Pada akhirnya desa banyak diisi oleh orang -- orang yang kurang berpendidikan (less educated people) yaitu pendidikan SMP ke bawah. 

Dengan sebagian besar penduduk desa yang tingkat pendidikannya rendah tersebut maka akan sangat sulit untuk membangun desanya.

Pada akhirnya desa hanya diisi oleh orang -- orang yang kurang memiliki skill, padahal desa sangat membutuhkan orang -- orang memiliki tingkat Pendidikan dan skill yang memadai untuk membangun desanya menjadi lebih baik.

"Merajut Mimpi" di Kota Besar

Faktor kekerabatan juga menjadi salah satu pemicu orang -- orang desa untuk segera keluar dari desanya. Keberadaan kerabat yang lebih dahulu tinggal di kota besar menjadi salah satu jaminan sebagai penampungan sementara orang -- orang desa yang akan mengadu nasib di kota besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun