Ketika senja merayap, memulas jingga di ufuk barat, bayangan-bayangan panjang terlukis di lapangan sekolah yang kini lengang. Dinginnya angin sore seolah membisikkan kisah-kisah tak terlihat, tentang perjuangan yang terukir di setiap bangku, di setiap lembar buku yang lusuh. Di sanalah, di antara dinding-dinding kokoh itu, "Jer Basuki Mawa Bea" menemukan makna sejatinya.
Kita mungkin melihat ijazah yang terpajang gagah, atau senyum bangga saat toga tersampir di bahu. Namun, di balik setiap pencapaian itu, ada tetes peluh yang menetes jauh sebelum fajar menyingsing, ada kerutan di dahi seorang ayah yang menghitung setiap sen, dan ada doa-doa yang dipanjatkan seorang ibu di tengah malam buta. Setiap nilai yang tercetak di rapor, setiap pemahaman yang tertanam di benak, adalah hasil dari sebuah kolaborasi cinta dan pengorbanan.
Maka, ingatlah selalu, pendidikan bukanlah sebuah hak yang datang tanpa usaha, melainkan sebuah anugerah yang diperjuangkan. Setiap buku yang kita baca, setiap ilmu yang kita serap, adalah cerminan dari tangan-tangan yang tak pernah lelah bekerja, dari hati-hati yang tak pernah berhenti berharap. Biaya yang terbayar bukan hanya sekadar angka, melainkan sebentuk kasih sayang yang tak terhingga, sebuah janji untuk masa depan yang lebih cerah, yang terus digemakan dari generasi ke generasi: bahwa untuk mencapai kemuliaan, selalu ada "bea" yang harus dibayar, dan harga itu adalah sebuah pengorbanan yang paling mulia.
: Selamat menjadi siswa MTsN Kelas 7, anakku. Tetap menjadi anak yang rajin, pintar dan beriman
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI