"Siapa yang mampu membaca pola konsumsi dan beradaptasi dengan perubahan, dialah yang akan memimpin pasar dan meraih kejayaan."
Jika kita melihat perilaku konsumen dengan jeli, ada peluang bisnis luar biasa yang bisa kita tangkap di tengah persaingan sengit layanan pesan-antar makanan di Indonesia. Data terbaru dari Momentum Works mencatat bahwa Indonesia menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi mencapai US$5,4 miliar atau sekitar Rp88,7 triliun pada tahun 2024. Angka ini jauh melampaui Thailand (US$4,2 miliar), Filipina (US$2,8 miliar), Malaysia (US$2,6 miliar), Singapura (US$2,6 miliar), dan Vietnam (US$1,8 miliar).
GrabFood: Sang Raja yang Masih Berkuasa
GrabFood masih menjadi pemimpin pasar dengan nilai transaksi mencapai US$2,54 miliar atau Rp41,8 triliun pada 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 12,6% dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka US$2,25 miliar. Dominasi GrabFood ini didorong oleh strategi yang solid, jaringan mitra yang luas, serta pengalaman pengguna yang mulus.
Namun, di balik kesuksesan ini, ada peluang yang bisa diambil oleh pemain lain. Meskipun GrabFood memimpin, tren pertumbuhan mereka tidak secepat pesaing yang lebih agresif.
GoFood: Sang Veteran yang Sedang Berjuang
GoFood dari Gojek menempati posisi kedua dengan nilai transaksi US$1,89 miliar atau Rp31,1 triliun pada 2024. Sayangnya, GoFood justru mengalami penurunan 4,4% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai US$1,98 miliar. Penurunan ini mengindikasikan bahwa ada tantangan yang perlu diatasi, seperti persaingan harga, pengalaman pengguna, dan strategi pemasaran yang mungkin perlu disegarkan.
Namun, sebagai pemain lokal yang memahami selera pasar Indonesia, GoFood masih memiliki peluang besar untuk bangkit jika mampu melakukan inovasi yang tepat.
ShopeeFood: Si Pendatang Baru yang Meroket
ShopeeFood, yang baru beroperasi dalam beberapa tahun terakhir, justru menunjukkan pertumbuhan paling agresif. Dengan nilai transaksi US$0,97 miliar atau Rp15,9 triliun pada 2024, ShopeeFood tumbuh pesat hingga 164,1% dibandingkan tahun 2021 yang hanya US$0,37 miliar.